Didor 3 Kali, Tentara Tembak Tewas Pendemo saat Protes Solar Rp46 Ribu

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pengunjuk rasa tewas di tangan angkatan bersenjata Ekuador dalam sebuah demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar solar. Efrain Fuerez dilaporkan ditembak tiga kali dan meninggal dunia, Minggu, di rumah sakit di Cotacachi, sekitar 100 kilometer (km) di utara Quito.

Mengutip AFP, Senin (29/9/2025), polisi dan angkatan bersenjata Ekuador belum memberikan komentar atas tuduhan tersebut. Namun pernyataan resmi diberikan organisasi, Conaie.

"Kami menganggap Daniel Noboa bertanggung jawab, kami menuntut penyelidikan segera dan keadilan bagi Efrain dan komunitasnya," kata Conaie.

"Efrain Fuerez adalah ayah dari dua anak dan pilar keluarganya."

Ratusan penduduk asli dan petani di Ekuador turun ke jalan pada Senin (22/9), memblokir akses dengan barikade serta batang pohon yang dibakar, sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan pemerintah yang menghapus subsidi solar. (Tangkapan Layar Video Reuters/ECUADOREAN POLICE HANDOUT)Foto: Ratusan penduduk asli dan petani di Ekuador turun ke jalan pada Senin (22/9), memblokir akses dengan barikade serta batang pohon yang dibakar, sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan pemerintah yang menghapus subsidi solar. (Tangkapan Layar Video Reuters/ECUADOREAN POLICE HANDOUT)

Ratusan penduduk asli dan petani di Ekuador turun ke jalan pada Senin (22/9), memblokir akses dengan barikade serta batang pohon yang dibakar, sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan pemerintah yang menghapus subsidi solar. (Tangkapan Layar Video Reuters/ECUADOREAN POLICE HANDOUT)Foto: Ratusan penduduk asli dan petani di Ekuador turun ke jalan pada Senin (22/9), memblokir akses dengan barikade serta batang pohon yang dibakar, sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan pemerintah yang menghapus subsidi solar. (Tangkapan Layar Video Reuters/ECUADOREAN POLICE HANDOUT)

Sebuah gambar juga dibagikan oleh kelompok tersebut di media sosial. Di mana dua pria tergeletak di tanah, dengan satu tampaknya terluka dan yang lainnya mencoba menolongnya.

Beberapa detik kemudian, sekelompok tentara keluar dari tank dan menendang mereka. Kelompok hak asasi manusia INREDH adalah yang pertama melaporkan kematian tersebut dan mengutuk "penggunaan kekuatan yang mematikan dan tidak sah".

Satu orang digambar itu diyakini merupakan Efrain Fuerez. Sementara satu orang lagi belum diketahui namun dilaporkan masih kritis.

Sementara itu, Kejaksaan Ekuador mengatakan akan membuka penyelidikan atas dugaan kematian tersebut. Conaie, kelompok yang memimpin demonstrasi penuh kekerasan yang menggulingkan tiga presiden antara tahun 1997 dan 2005, menyerukan pemogokan nasional tanpa batas waktu.

Sebelumnya, demonstrasi pecah menjadi kerusuhan setelah Presiden Daniel Noboa mengumumkan pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang menurutnya akan menghemat anggaran negara sebesar US$1,1 miliar (Rp 18,3 triliun). Keputusan ini menyebabkan harga solar melonjak dari US$1,80 (Rp 30 ribu) menjadi US$2,80 (Rp 46.600) per galon, menjadi sebuah pil pahit di negara yang hampir sepertiga penduduknya miskin.

Sebenarnya Noboa telah berjuang untuk meredakan protes, dengan mengumumkan keadaan darurat pada 16 September di delapan dari 24 provinsi di negara itu, dan jam malam di lima provinsi di antaranya.

Ia mengklaim bahwa geng Venezuela Tren de Aragua berada di balik demonstrasi tersebut dan memperingatkan bahwa pengunjuk rasa yang melanggar hukum "akan didakwa dengan terorisme dan akan dipenjara selama 30 tahun".

Para pengunjuk rasa telah menantang pemerintahan Noboa dengan memblokir jalan-jalan dengan barikade yang terbuat dari tanah, batu, dan kayu gelondongan, serta secara langsung berhadapan dengan pihak berwenang. Puluhan orang telah ditahan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Dorong Transisi Energi, SEG Solar Luncurkan Produk Hijau N-Type di RI

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |