Jakarta, CNN Indonesia --
Peraih Nobel Perdamaian 2025 Maria Corina Machado menuai 'gugatan' karena dukungan dia ke partai sayap kanan yang dipimpin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Organisasi masyarakat Islam di Amerika Serikat, Dewan Hubungan Amerika-Islam (The Council on American-Islamic Relations/CAIR), mengecam keras pemberian Nobel Perdamaian itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan resmi pada Jumat (10/10), CAIR menyebut Machado adalah pendukung setia Likud, partai Zionis radikal di Israel.
"Kami sangat tidak setuju dengan keputusan komite Penghargaan Nobel memberi penghargaan perdamaian tahun ini ke Maria Corina Machado, seorang pendukung kuat Partai Likud Israel yang rasis," demikian menurut CAIR.
CAIR juga menyebut Partai Likud pernah menyampaikan pidato yang menyerukan Reconquista (penaklukan) baru di konferensi Eropa pada awal tahun ini. Reconquista merujuk ke penaklukan dan pembersihan etnis Muslim dan Yahudi Spanyol pada 1500-an.
Maria Machado juga disebut-sebut bagian dari kelompok sayap kanan Amerika Latin yang tunduk pada Amerika Serikat dan menaruh banyak simpati ke Presiden Donald Trump, demikian dikutip New Arab.
Menurut CAIR, Maria Machado yang merupakan fanatik anti-Muslim dan pendukung fasisme Eropa tak pantas bersanding dengan orang-orang seperti Martin Luther King Jr dan para peraih Nobel Perdamaian lain.
CAIR menekankan penghargaan tersebut seharusnya diberikan ke individu yang menunjukkan konsistensi moral dan berani memperjuangkan keadilan bagi semua orang, bukan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negara mereka sendiri sambil mendukung rasisme dan fasisme di luar negeri.
"[Seharusnya diberikan ke orang-orang seperti] mahasiswa, jurnalis, aktivis, tenaga medis yang mempertaruhkan karier dan bahkan nyawa mereka untuk melawan kejahatan di zaman kita: genosida di Gaza."
Maria Machado sendiri belum memberikan tanggapan terkait tuduhan dari CAIR bahwa ia merupakan salah satu tokoh pro Zionis Israel, dikutip dari New Arab.
Tuntut Maria Machado cabut dukungan ke Partai Likud
Organisasi tersebut lantas meminta Maria Machado mencabut dukungannya terhadap Partai Likud dan fasisme anti-Muslim di Eropa. Namun, jika dia menolak, CAIR mendesak Komite Nobel mempertimbangkan kembali keputusan yang diambil.
"Jika beliau menolak, Komite Hadiah Nobel harus mempertimbangkan kembali keputusannya, yang telah merusak reputasinya sendiri," kata mereka.
Komite Nobel memberikan Nobel Perdamaian 2025 untuk Machado karena kerja kerasnya memperjuangkan demokrasi di tengah represi rezim Nicolas Maduro.
"Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas kerja kerasnya yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi bagi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi," kata Frydnes saat mengumumkan peraih Nobel Perdamaian.
Usai meraih penghargaan itu, Machado menyampaikan terima kasih ke rakyat Venezuela dan mengatakan nobel tersebut dipersembahkan salah satunya untuk Trump, yang selama ini mendukung perjuangan dia.
(isa/bac)