Dokter di Gaza Juga Kelaparan, Pingsan saat Tangani Pasien

16 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Krisis kelaparan di Gaza tidak hanya melanda warga Palestina, tetapi juga tenaga medis yang bertugas menangani korban agresi Israel. Sejumlah dokter bahkan kelelahan hebat hingga pingsan di tengah tugasnya.

Dokter Mohammad Saqer yang bertugas di Rumah Sakit Nasser, Gaza Selatan, menjadi salah satu orang yang mengalami kejadian tersebut. Ia pingsan saat bekerja di bangsal dan langsung bekerja lagi setelah pulih.

"Rekan-rekan dokter menangkap saya saat pingsan, memberi saya infus dan gula. Ada dokter yang membawa minuman Tango dan saya langsung meminumnya," ujar Saqer, seperti diberitakan CNN pada Sabtu (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bukan penderita diabetes. Ini karena kelaparan. Tidak ada gula. Tidak ada makanan," lanjutnya.

Saqer mengatakan, jumlah tenaga medis di rumah sakitnya yang pingsan ketika kerja terus bertambah drastis dalam beberapa hari terakhir. Dokter hingga perawat itu pingsan karena kelaparan dan kelelahan.

Ia juga mengakui pasokan makanan di rumah sakitnya begitu terbatas. Bahkan, setiap harinya Saqer hanya mendapatkan satu piring nasi untuk dikonsumsi.

Saqer mengibaratkan situasi ironis itu seperti orang kelelahan yang merawat orang kelelahan lainnya.

"Energi kami terkuras secara fisik, dan kami diminta untuk merawat pasien yang sama-sama kelelahan," ujarnya.

"Orang yang kelelahan merawat orang lain yang kelelahan, yang lapar merawat yang lapar, yang lemah merawat yang lemah," sambung Saqer.

Pengakuan serupa diungkapkan Ahmad Al-Farra, direktur Rumah Sakit Al-Tahrir. Farra mengatakan kondisi mental tenaga medis di rumah sakitnya juga menurun drastis akibat fisik yang tidak bugar.

A Palestinian child reacts as he waits to receive food from a charity kitchen, amid a hunger crisis, in Gaza City, July 24, 2025. REUTERS/Dawoud Abu AlkasKrisis kelaparan di Gaza tidak hanya melanda warga Palestina, tetapi juga tenaga medis yang bertugas menangani korban agresi Israel. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Dokter dan perawat yang bertugas di rumah sakit itu kemudian menjadi hilang tenaga untuk merawat pasien dengan optimal.

Pasokan makanan juga nyaris habis imbas dapur rumah sakit telah kehabisan makanan. Di sisi lain, dapur kemanusiaan internasional yang semula menjadi salah satu pemasok juga tutup akibat tidak ada persediaan.

"Sebagian besar dari mereka sekarang menderita depresi, lemas, hingga susah konsentrasi," ujar Farra.

"Semua orang bekerja di rumah sakit tanpa makanan. Dokter dan perawat bekerja 24 jam dengan perut kosong," katanya.

PBB melaporkan bahwa seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,1 juta jiwa, kini berada dalam kondisi rawan pangan. Mereka tak lagi memiliki akses yang pada makanan yang cukup, bergizi, dan aman.

Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 900 ribu anak kelaparan, sementara 70 ribu lainnya menunjukkan gejala malnutrisi.

Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan internasional telah mengeluarkan peringatan bersama awal pekan ini. Mereka menyebut bahwa para relawan dan rekan kerja mereka mulai melemah akibat kekurangan makanan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres lantas mengecam kekuatan global karena mengabaikan penderitaan warga Palestina yang menghadapi kelaparan di Gaza, menyebut krisis ini sebagai 'kegagalan moral' yang menunjukkan runtuhnya solidaritas global.

"Saya tidak dapat menjelaskan tingkat ketidakpedulian dan kelambanan yang kami lihat dari terlalu banyak pihak di komunitas internasional, kurangnya belas kasih, kurangnya kebenaran, kurangnya kemanusiaan," kata Guterres dalam pidato video di Majelis Global Amnesty International.

(frl/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |