Dokumen Ungkap Kemungkinan Perang Eropa 2026, Negara Ini Sudah Siaga

20 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah dokumen surat yang bocor mengungkapkan Eropa dalam status siaga atas kemungkinan menghadapi perang terbuka tahun depan menyusul ketegangan NATO dengan Rusia yang meningkat belakangan.

Hal itu terungkap dari sebuah surat Kementerian Kesehatan yang dikirimkan ke berbagai badan kesehatan dan rumah sakit di Prancis. Surat Kemenkes itu meminta badan kesehatan dan rumah sakit di Prancis bersiap menghadapi kemungkinan perang pecah di Eropa tahun depan, tepatnya Maret 2026.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media lokal Le Canard Enchaîné mengungkap Kementerian Kesehatan Prancis meminta semua rumah sakit untuk bersiap menghadapi "keterlibatan militer besar" pada Maret 2026.

Surat kabar itu memperingatkan bahwa antara 10.000 hingga 50.000 personel dapat diperkirakan masuk rumah sakit dalam kurun waktu 10 hingga 180 hari.

"Dalam konteks internasional saat ini, diperlukan antisipasi mengenai bentuk dukungan kesehatan dalam situasi konflik berintensitas tinggi," demikian isi dokumen Kementerian Kesehatan Prancis tersebut seperti dikutip The Independent pada awal September lalu.

Menteri Kesehatan Catherine Vautrin tidak membantah rincian maupun keberadaan surat itu dalam wawancara dengan stasiun televisi BFMTV.

"Ini bagian dari langkah persiapan, sebagaimana halnya stok strategis atau penanganan epidemi," ujar Vautrin.

"Saya tidak menjabat saat Covid-19, dan kala itu kritik yang muncul sangat keras terkait minimnya kesiapan negara. Sangat wajar jika negara mengantisipasi krisis serta konsekuensi dari situasi yang terjadi. Itu merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah pusat," paparnya menambahkan.

Surat tertanggal 18 Juli itu juga menyebut bahwa Prancis dapat berperan sebagai "basis belakang" dalam konflik berskala besar dalam beberapa bulan mendatang.

Kemenkes Prancis bahkan mempertimbangkan untuk membangun pusat-pusat medis di dekat pelabuhan atau bandara agar para prajurit dapat "dialihkan" ke negara asal mereka.

Dokumen ini muncul hanya beberapa bulan setelah Prancis mengumumkan rencana untuk mengirimkan sebuah "manual bertahan hidup" setebal 20 halaman ke setiap rumah tangga.

Manual tersebut berisi instruksi persiapan menghadapi "ancaman yang akan segera terjadi," baik berupa bencana alam, krisis kesehatan, maupun konflik bersenjata. Pemerintah Prancis kala itu menegaskan manual tersebut tidak berfokus pada ancaman perang.

Manual itu juga mencantumkan daftar perlengkapan yang sebaiknya dimiliki sebagai bagian dari "paket darurat", antara lain enam liter air minum kemasan, 10 kaleng makanan, senter, baterai, serta peralatan medis termasuk cairan saline, perban, dan parasetamol.

Salah satu bagiannya bahkan merekomendasikan penutupan pint-pintu rumah dan bangunan jika terjadi kecelakaan nuklir.

Dokumen Kemenkes Prancis ini juga muncul kala ketegangan negara Eropa dengan Rusia meningkat, terutama kala perundingan damai Ukraina dan Rusia masih mandek meski sudah dimediasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Selain itu, baru-baru ini NATO bersiaga setelah drone Rusia memasuki wilayah Polandia, pertama kali sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu. Insiden itu membuat Polandia mengerahkan jet tempur menembak jatuh drone-drone Rusia itu hingga Belanda dan NATO ikut turun tangan.

Sementara itu, pada Juli lalu, Presiden Emmanuel Macron juga mengumumkan rencana peningkatan belanja pertahanan Prancis, dengan target menggandakan anggaran militer pada 2027.

Anggaran militer yang pada 2017 berada di angka 32 miliar euro akan naik menjadi 64 miliar euro pada 2027, dengan tambahan 3,5 miliar euro untuk tahun depan dan 3 miliar euro lagi pada 2027.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |