REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu Palestina menggema di Cannes Film Festival 2025. Film-film dari Gaza dan sineas Palestina berhasil mencuri perhatian dan memboyong penghargaan di salah satu festival film paling bergengsi di dunia.
Sineas muda Palestina, Tawfeek Barhom, menerima penghargaan untuk film pendeknya berjudul I'm Glad You're Dead Now. Setelah menyampaikan terima kasih, ia menggunakan kesempatan itu untuk menyinggung genosida yang terjadi di Gaza.
"Dalam 20 tahun ke depan saat kita mengunjungi Jalur Gaza, cobalah untuk tidak memikirkan orang-orang yang gugur, dan nikmati perjalanan yang menyenangkan," kata Barhom seperti dilansir laman France24, Senin (26/5/2025).
Pernyataan Barhom muncul di tengah kontroversi pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengatakan ingin mengubah Gaza menjadi "Riviera di Timur Tengah". Di luar kompetisi utama, sineas kembar asal Gaza, Arab Nasser dan Tarzan Nasser juga menerima penghargaan penyutradaraan di bagian paralel Certain Regard untuk film terbaru mereka Once Upon A Time In Gaza. Dalam pidato kemenangannya, Nasser bersaudara mempersembahkan penghargaan itu untuk rakyat Palestina, khususnya bagi mereka yang masih bertahan hidup di tanah kelahiran mereka di Gaza.
Arab Nasser mengatakan mereka awalnya ragu untuk hadir di Cannes dan menerima penghargaan, namun sang ibu telah mendorong mereka untuk pergi dan memberi tahu dunia tentang penderitaan rakyat di Gaza. "Awalnya kami ragu untuk datang ke Cannes. Tapi ibu berkata, 'tidak, kamu harus pergi. Katakan di hadapan mereka untuk menghentikan genosida'," kata Nasser bersaudara.
Pada bulan lalu, Amnesty International telah menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Selain Palestina, Irak juga mencatat sejarah penting di Cannes. Hasan Hadi, sutradara pertama asal Irak yang karyanya terpilih untuk Festival Film Cannes, berhasil meraih penghargaan utama Camera d'Or untuk film panjangnya pertamanya berjudul The President's Cake. Penghargaan ini diberikan kepada film debut terbaik.
Film The President's Cake mengikuti kisah Lamia, gadis kecil berusia sembilan tahun yang diperintahkan membuat kue ulang tahun Presiden Saddam Hussein atau berisiko dikecam karena dianggap membangkang. Bersama sang nenek, Lamia harus mencari bahan-bahan yang mustahil didapatkan di tengah kelaparan dan kemiskinan.
Hadi mendedikasikan penghargaannya kepada anak-anak di seluruh dunia yang masih bisa menemukan kebahagiaan di tengah perang dan penindasan. "Kalian adalah pahlawan sejati," kata dia.
Gumanti Awaliyah
Sumber
https://www.france24.com/en/live-news/20250524-iraq-s-first-ever-director-in-cannes-wins-best-feature-debut