Ekonomi Israel Tumbuh 12,4 Persen pada Kuartal Ketiga setelah Berakhirnya Konflik Iran

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ekonomi Israel pulih tajam pada kuartal ketiga, menunjukkan kinerja yang lebih kuat dari perkiraan setelah kuartal kedua yang lemah akibat konflik dengan Iran dan perang Gaza. Produk domestik bruto tumbuh 12,4 persen secara tahunan pada periode Juli–September dibandingkan tiga bulan sebelumnya, ungkap Biro Pusat Statistik pada Ahad (16/11/2025) lalu.

"Hal ini mencerminkan pemulihan yang cepat pascaperang dengan Iran," ujar Kepala Ekonom Leader Capital Markets, Jonathan Katz, merujuk pada perang 12 hari antara Israel dan Iran pada bulan Juni yang melumpuhkan perekonomian Israel akibat serangan rudal besar-besaran.

Pertumbuhan PDB kuartal ketiga melampaui konsensus Reuters sebesar 8 persen dan didorong oleh pertumbuhan yang luas, dipimpin oleh belanja konsumen (23,0 persen), ekspor (23,3 persen), dan investasi (36,9 persen). Belanja pemerintah tumbuh 4,4 persen.

Sejak serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, perekonomian Israel terhambat karena sebanyak 300.000 warga sipil dipanggil untuk bertugas sebagai cadangan militer dan kehilangan pekerjaan selama konflik berkepanjangan tersebut. Pertumbuhan ekonomi mencapai 1 persen pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh 2,5 persen pada 2024, menurut Bank Israel, dengan perkiraan sedikit lebih rendah dari proyeksi Kementerian Keuangan sebesar 2,8 persen.

Namun, pertumbuhan yang tertahan selama perang berlangsung dua tahun diperkirakan akan meningkat sekitar 5 persen pada 2026. Ketahanan ekonomi Israel telah mendorong indeks saham Tel Aviv mencapai rekor tertinggi, sementara shekel menguat sekitar 11 persen terhadap dolar AS tahun ini, menyentuh titik tertinggi dalam 3,5 tahun.

PDB pada kuartal kedua direvisi menjadi kontraksi 4,3 persen dari sebelumnya 3,9 persen. Bulan lalu, AS menjadi perantara gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang sebagian besar masih berlaku.

Data PDB ini dirilis setelah biro tersebut pada Jumat menyatakan tingkat inflasi tahunan tetap stabil di angka 2,5 persen pada Oktober, level yang diyakini sebagian pihak dapat mendorong Bank Israel menurunkan suku bunga jangka pendek, kemungkinan paling cepat pekan depan.

“Pertumbuhan pesat pada kuartal ketiga mendukung pendekatan moneter yang hati-hati oleh Bank Israel,” kata Katz, yang memperkirakan penurunan suku bunga “setiap keputusan kedua mulai 24 November” akan mencapai 3,75 persen dari 4,5 persen saat ini.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |