REPUBLIKA.CO.ID, BELEM – Indonesia menegaskan komitmennya mempercepat pengakuan hutan adat dan memperluas akses pendanaan inklusif bagi komunitas adat. Penasihat Utama Menteri Kehutanan Silverius Oscar Unggul mengatakan Menteri Kehutanan telah menargetkan percepatan pengakuan 1,4 juta hektare hutan adat dalam empat tahun ke depan.
Silverius menyampaikan target tersebut kembali ditegaskan Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo dalam Leader Summit di Belém pada 6 November 2025.
Ia menjelaskan sejak Maret 2025, Kementerian Kehutanan membentuk Gugus Tugas Percepatan Perizinan Hutan Adat yang beranggotakan lembaga nirlaba, akademisi, perwakilan masyarakat adat, dan unsur pemerintah.
Ia mengatakan bahwa komposisi gugus tugas disusun secara inklusif dengan memperhatikan keseimbangan gender dan representasi dari seluruh wilayah Indonesia. Gugus tugas ini bertugas memastikan percepatan perizinan berjalan cepat, adil, dan transparan. Selain pengakuan hukum, Silverius menekankan penguatan ekonomi masyarakat adat pasca-penetapan hutan adat sebagai bagian penting keberlanjutan.
Dalam pernyataan Kementerian Kehutanan, Senin (17/11/2025), Silverius menyebut pemerintah menyiapkan dua model pendanaan, yaitu hibah untuk penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas komunitas, serta pembiayaan perbankan berbunga rendah dengan masa tenggang lebih panjang bagi kelompok yang telah siap secara kelembagaan.
Pemerintah juga memperkuat akses pasar bagi komunitas adat melalui implementasi MoU antara Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie.
Silverius menegaskan dukungan Indonesia terhadap inisiatif Brasil melalui Tropical Forests Financing Facility (TFFF) sebagai upaya bersama negara pemilik hutan tropis menjaga benteng iklim dunia.
“Indonesia siap berjalan seiring dengan Brasil. Hutan tropis adalah benteng iklim dunia, dan masyarakat adat adalah penjaganya. Kolaborasi global adalah kunci,” ujarnya dalam forum internasional "Forest Solutions: Action for Forests and Direct Access to Finance for Indigenous Peoples and Traditional Communities" yang diselenggarakan Greenpeace di atas kapal Rainbow Warrior, Sabtu (15/11/2025).
Forum tersebut dibuka dengan penayangan film dokumenter Juruá – Memories of a River, yang menggambarkan perjuangan masyarakat Sungai Juruá, Brasil, mempertahankan hutan dan identitas budaya mereka. Setelah pemutaran film, diskusi panel mempertemukan pemimpin adat, pembuat kebijakan, dan pakar lingkungan dari berbagai negara.

2 hours ago
1

















































