Eks Jenderal IDF Akui Israel Tak Mampu Patahkan Perlawanan Palestina

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Rabu, 08 Okt 2025 11:57 WIB

Mantan jenderal IDF Yitzhak Brick mengakui pasukan Israel tak mampu melumpuhkan perlawanan Palestina usai dua tahun melakukan agresi di Jalur Gaza. Mantan jenderal IDF Yitzhak Brick mengakui bahwa Israel tak mampu patahkan perlawanan Palestina. (REUTERS/Florion Goga)

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan jenderal pasukan militer Israel (IDF) Yitzhak Brick mengakui pasukan Zionis tak mampu melumpuhkan perlawanan Palestina usai dua tahun melakukan agresi dan genosida di Jalur Gaza.

Dalam pernyataan yang diterbitkan surat kabar berbahasa Ibrani Maariv, Brick menyebut Israel gagal mencapai satu pun tujuan strategisnya selama agresi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentara Israel telah menghabiskan energinya tanpa mampu mematahkan perlawanan Palestina," kata Brick, dikutip Middle East Monitor, Selasa (7/10).

"Para pemimpin menipu publik dengan mengklaim kemenangan telak sudah dekat, padahal kenyataannya, Israel terperosok dalam atrisi (penurunan moril secara perlahan) berkepanjangan yang mengancam keruntuhan internal," imbuh dia.

Brick juga mengatakan Israel belum mencapai tujuan-tujuan utama, termasuk menghancurkan Hamas, memulihkan pencegahan, dan mengamankan permukiman perbatasan di dekat Gaza.

Tentara Israel, lanjut dia, hanya menghancurkan sekitar 20 persen jaringan terowongan Hamas.

Pensiunan jenderal ini turut menggarisbawahi penilaian yang menunjukkan Hamas hampir kalah "tidak benar dan menyesatkan."

Brick justru menegaskan kelompok perlawanan itu telah membangun kembali kemampuan militernya dan kini memiliki lebih dari 30.000 anggota.

Brick juga mengkritik ketergantungan militer terhadap serangan udara. Dia berpendapat mengandalkan kekuatan udara saja tak bisa membawa kemenangan.

"Pasukan darat menderita karena kurangnya kesiapan dan organisasi. Perang saat ini dilancarkan tanpa rencana strategis yang jelas," ungkap dia.

Israel meluncurkan agresi ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka terus menggempur secara brutal warga dan objek sipil.

Imbas agresi Israel, lebih dari 67.000 warga di Palestina termasuk anak-anak, staf medis, hingga jurnalis, tewas. Selain itu, ratusan ribu rumah dan fasilitas sipil juga hancur lebur.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |