Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan pembiayaan UMKM sebesar 9,01 persen YoY, menjadi Rp52,01 triliun. Langkah ini menegaskan komitmen BSI mendorong ekonomi kerakyatan melalui segmen mikro dan SME.
"UMKM ini menjadi salah satu tulang punggung ekonomi. Untuk itu BSI akan ambil peran tidak hanya menyalurkan pembiayaan, namun lebih ke mendorong kapasitas dan kapabilitas usaha UMKM agar naik kelas sehingga mampu bersaing hingga kancah global," kata Direktur Retail Banking BSI, Kemas Erwan Husainy, Rabu (15/10/2025).
BSI menyalurkan pembiayaan sekaligus pendampingan usaha mulai dari literasi keuangan syariah bagi UMKM belum bankable hingga usaha mapan. Tujuannya, memperluas akses pasar sekaligus membuka peluang permodalan syariah.
Berbagai fasilitas disediakan, termasuk BSI UMKM Center, program inkubasi BSI Talenta Wirausaha dan Aceh Muslimpreneur, serta business matching dengan potential buyers. Selain itu, dukungan sertifikasi halal UMKM dan program pemerintah seperti KUR turut mendorong kapabilitas usaha.
Platform digital juga diperkuat melalui Portal UMKM BSI dan Portal Salam Digital. Portal ini membantu UMKM meningkatkan kualitas produk dan mempermudah pengajuan pembiayaan mikro secara digital.
Jumlah nasabah UMKM BSI kini lebih dari 347 ribu, tumbuh 6,28 persen secara tahunan. Sektor perdagangan besar dan eceran, pertanian, jasa kesehatan, serta makanan dan minuman halal menjadi penyumbang utama pertumbuhan pembiayaan.
Tahun ini BSI juga menyalurkan pembiayaan sekitar Rp13,7 miliar kepada dua nasabah mikro dan SME sektor makanan dan minuman halal. Dukungan ini diharapkan membuka akses pasar ekspor dan memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.