Hadiah Emas Swiss untuk Trump Tuai Kritik Tajam di Eropa

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hadiah jam meja Rolex emas dan batangan emas berukir dari sekelompok miliarder Swiss kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump memantik kecaman di Eropa. Sorotan muncul karena hadiah diberikan beberapa pekan sebelum Trump menurunkan tarif impor Swiss dari 39 persen menjadi 15 persen.

Anggota Parlemen Eropa (MEP) dari Italia, Pasquale Tridico, mengaku “muak” melihat lobi berbalut hadiah emas itu. “Ini benar-benar mengerikan,” ujarnya, seraya menilai praktik itu membuat kebijakan luar negeri menjadi kebijakan individu, dikutip dari The Guardian, Ahad (23/11/2025).

Kritik juga datang dari Swiss karena hadiah tersebut dinilai menegaskan pola lobi yang tak sehat. Presiden Partai Hijau Swiss Lisa Mazzone menyebutnya bukti “logika korup telah meracuni elite Swiss.”

Hadiah itu diberikan pada pekan pertama November oleh delegasi tujuh orang dari Swiss yang menemui Trump. Publik baru menyadari setelah warganet menelusuri asal-usul jam baru yang terlihat di meja Oval Office.

Penelusuran menyebut jam meja tersebut mirip gaya Datejust, jam tangan otomatis yang diluncurkan pada 1945 dan kini menjadi barang koleksi bernilai tinggi. Situs Hodinkee menyoroti cirinya, “bezel beralur berwarna emas, dial hijau, serta lensa cyclops untuk memperbesar tampilan tanggal.”

Hodinkee juga menilai jam itu bukan produk pasar. “Sepanjang pengetahuan kami, produk itu tidak tersedia secara komersial,” tulis situs tersebut.

Warganet menautkan jam itu dengan foto kunjungan delegasi Swiss pada awal November yang turut dihadiri CEO Rolex Jean-Frédéric Dufour. Dalam surat kepada Trump, Dufour menyebut jam tersebut “ungkapan sederhana namun berkelas dari tradisi pembuatan jam Swiss.”

Batangan emas sekitar 130.000 dolar AS diberikan oleh pimpinan perusahaan pemurnian emas Swiss MKS, Marwan Shakarchi. Batangan itu berukir angka 45 dan 47 untuk menandai masa jabatan pertama dan kedua Trump, dan salah satu foto memperlihatkan kata “presiden” di sisinya.

Di Swiss, kritik keras muncul dari pengamat politik dan media. Hannes Britschgi menyebut hadiah itu “tidak bermartabat,” sedangkan Doris Kleck menilai Trump gemar dipuja miliarder.

“Trump senang dijilat para miliarder. Sangat buruk, seseorang harus mengguyur presiden AS dengan emas agar Swiss kembali masuk agendanya,” kata Kleck di radio bz Basel. Ia menyebut situasi ini memperlihatkan Swiss terpaksa merendah demi perhatian Trump.

Pemerintah Swiss menolak anggapan hadiah terkait keputusan tarif. Menteri Ekonomi Swiss Guy Parmelin berkata, “Kami tidak menjual jiwa kepada setan,” dan menyebut penurunan tarif itu sebagai “kelegaan besar.”

Gedung Putih juga membantah kaitan hadiah dengan kesepakatan tarif. Seorang juru bicara menegaskan satu-satunya kepentingan yang membimbing keputusan Trump adalah “kepentingan terbaik rakyat Amerika,” sementara Swiss berjanji investasi 200 miliar dolar AS untuk berproduksi dan merekrut tenaga kerja di Amerika.

Pejabat Gedung Putih menjelaskan hadiah yang diterima presiden biasanya dicatat dalam National Archives. Hadiah dapat dipajang selama masa jabatan, dan presiden bisa memilih menyimpan atau membeli sebagian hadiah secara pribadi dengan konsekuensi pajak.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |