Hipertensi Si Silent Killer! Awas, Sering tak Beri Gejala

7 hours ago 3

Mengukur tekanan darah (ilustrasi). Hipertensi atau tekanan darah tinggi dinilai masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi atau tekanan darah tinggi dinilai masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dokter spesialis penyakit dalam dr Christy Efiyanti mengingatkan bahwa tekanan darah tinggi dapat menimbulkan kerusakan organ vital bahkan menyebabkan kematian dini.

"Hipertensi sering disebut juga silent killer karena biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas. Sehingga banyak pasien tak menyadari kondisinya," kata dosen fakultas kedokteran IPB tersebut dalam keterangan tertulis, dikutip pada Jumat (4/7/2025).

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 1,28 miliar penduduk dunia menderita hipertensi, dan sebagian besar dari mereka tidak menyadari kondisinya. Dokter Christy menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan terdalam pembuluh darah.

Kondisi ini memicu terbentuknya plak atau atherosclerosis yang dapat menyumbat pembuluh darah dan mengarah pada penyakit arteri koroner. "Jika plak tersebut pecah, dapat terjadi serangan jantung yang mendadak dan berisiko tinggi menyebabkan kematian," kata dr Christy.

Tak hanya itu, tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembesaran otot jantung kiri. Hal ini berpotensi menimbulkan gagal jantung atau gangguan irama jantung yang serius.

Dokter Christy juga memaparkan bahwa hipertensi berperan dalam menyebabkan gangguan otot jantung melalui pembesaran otot dan penyempitan pembuluh darah koroner. Jika serangan jantung terjadi pada area tertentu, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada katup jantung yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut.

Sebagai langkah pencegahan, dr Christy mengingatkan upaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. "Medical check up berkala sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi atau penyakit jantung. Langkah ini diperlukan agar kita bisa mendeteksi dini sebelum timbul komplikasi," ujarnya. Selain itu, dr Christy menyarankan untuk rutin berolahraga, menghindari makanan tinggi kalori dan lemak, serta tidak merokok sebagai bagian dari gaya hidup sehat untuk menekan risiko hipertensi.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |