CNN Indonesia
Minggu, 16 Nov 2025 12:30 WIB
Cuaca dingin dan hujan memperburuk kondisi pengungsi Palestina di Gaza. Israel membatasi bantuan, sementara banyak warga terpaksa tinggal di tenda yang rusak. (Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
Jakarta, CNN Indonesia --
Cuaca dingin dan hujan deras memperparah kondisi ribuan keluarga Palestina yang mengungsi di wilayah Gaza. Di sisi lain, Israel masih membatasi masuknya tenda dan bantuan ke wilayah tersebut.
Banyak warga menggali parit di sekitar tenda mereka untuk mencegah air hujan masuk. Sebagian lainnya terpaksa bertahan di bangunan yang sudah hancur, meski berisiko runtuh kapan pun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menangis sejak pagi," kata salah seorang ibu yang mengungsi bersama dua anaknya. Ia menunjukkan tendanya yang terendam air setelah hujan deras semalaman.
Perempuan itu, yang tidak menyebutkan namanya, mengaku kesulitan merawat dua anaknya setelah beberapa anggota keluarganya, termasuk suaminya, tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023.
"Saya meminta bantuan, setidaknya tenda yang layak, kasur, dan selimut. Saya ingin anak-anak saya punya pakaian yang pantas," katanya, melansir Aljazeera, Minggu (16/11).
Organisasi kemanusiaan berkali-kali memperingatkan bahwa para pengungsi tak memiliki perlengkapan memadai untuk menghadapi musim dingin. Mereka juga mendesak Israel untuk membuka akses penuh terhadap bantuan kemanusiaan, tapi pemerintah Zionis tetap bersikeras melakukan pembatasan ketat meski ada kesepakatan gencatan senjata.
Menurut laporan Aljazeera, hampir 1,5 juta orang Palestina diperkirakan berada dalam kondisi sangat rentan ketika suhu semakin dingin.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bantuan tenda dan perlengkapan lainnya saat ini semakin mendesak.
"Gaza kini basah dan dingin. Para pengungsi menghadapi musim dingin yang keras tanpa perlengkapan dasar untuk melindungi diri dari hujan dan udara dingin," ujar Philippe.
Banyak warga tidak memiliki pilihan selain tetap tinggal di tenda yang banjir dan rapuh karena rumah mereka hancur dan tempat penampungan lain sudah penuh.
Di sisi lain, suara serangan udara tetap terdengar di sejumlah titik-titik, yang masuk dalam zona operasi militer Israel. Serangan udara dilaporkan terjadi di sekitar Khan Younis dan kawasan Zeitoun di Gaza City.
Meski ada kesepakatan gencatan senjata, Israel masih terus membombardir Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 260 warga Palestina tewas dan 632 lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Secara keseluruhan, serangan Israel di Gaza sejak 2023 telah menewaskan setidaknya 69.182 orang, dan 170.703 lainnya terluka.
(dmi/dmi)

9 hours ago
3















































