Ini Daftar Perusahaan yang Diduga Dukung Pendudukan Israel Menurut PBB

8 hours ago 3

Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan,(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, merilis laporan yang menyebutkan sederet perusahaan global sebagai pihak yang terlibat dalam pendudukan Israel dan perang di Gaza. Laporan ini menyoroti keterlibatan 48 perusahaan, termasuk raksasa teknologi Amerika Serikat seperti Microsoft, Alphabet Inc (induk Google), dan Amazon.

Dilansir dari laman Aljazirah, laporan bertajuk From Occupation Economy to Genocidal Economy ini juga menyertakan basis data berisi lebih dari 1.000 entitas korporasi yang dikatakan mendukung ekonomi pendudukan dan kekerasan Israel. “Perusahaan tidak lagi hanya terlibat, mereka sudah tertanam dalam ekonomi genosida,” tulis laporan itu.

Laporan menyoroti pengadaan jet tempur F-35 oleh Israel sebagai salah satu program militer terbesar di dunia, dengan keterlibatan lebih dari 1.600 perusahaan di delapan negara. Lockheed Martin menjadi pemimpin proyek ini, dengan dukungan produsen global seperti Leonardo S.p.A (Italia) dan FANUC Corporation (Jepang).

Di sektor teknologi, Microsoft, Alphabet, Amazon, dan IBM disebut memberi Israel akses ke cloud, AI, serta pengelolaan data biometrik warga Palestina. Palantir Technologies diduga memperluas dukungan militer, termasuk teknologi predictive policing dan sistem penargetan otomatis menggunakan AI seperti Lavender, Gospel, dan Where’s Daddy?

Perusahaan alat berat seperti Caterpillar (AS), HD Hyundai (Korea Selatan), dan Volvo Group (Swedia) juga disebut menyediakan alat penghancur properti Palestina. Perusahaan perhotelan seperti Booking dan Airbnb turut disorot karena mencantumkan properti di permukiman ilegal di wilayah pendudukan.

Drummond Company dan Glencore disebut sebagai pemasok utama batu bara untuk Israel, sementara Bright Dairy & Food dari China, pemilik mayoritas Tnuva—konglomerat pangan terbesar Israel—juga disebut mendapat keuntungan dari tanah Palestina. Netafim, anak usaha Orbia Advance Corporation (Meksiko), dinilai mengeksploitasi sumber daya air di Tepi Barat.

BNP Paribas dan Barclays disebut sebagai bank yang mendukung pendanaan perang lewat pembelian obligasi pemerintah Israel.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |