Jakarta, CNN Indonesia --
Jurnalis foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza, Fatima Hassouna, tewas dalam serangan brutal Israel pada pekan ini.
Kementerian Kesehatan di Gaza pada Jumat (18/4) menyatakan Fatima tewas bersama tujuh anggota keluarganya di kediaman mereka di Jalan Al Nafaq, Kota Gaza.
Kementerian juga menyatakan kedua orang tua Fatima selamat tetapi mengalami luka serius dan dirawat di Intensive Care Unit (ICU).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepupu Fatima, Hamza Hassouna, menyebut serangan itu terjadi pada Jumat.
"Saya sedang duduk saat tiba-tiba dua roket jatuh. Satu di sebelah saya, dan satu di ruang tamu," kata Hamza.
Rumah yang mereka tinggali, lanjut dia, hancur dan menimpa anggota keluarga yang berada di dalam.
Palestinian Journalist's Protection Center (PJPC) turut memberi pesan bela sungkawa. Mereka juga menyebut serangan Israel sebagai "kejahatan" terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional.
"Foto-foto dahsyat karya Fatima yang mendokumentasikan kehidupan di bawah pengepungan dirilis secara global, mengungkap korban jiwa imbas agresi," demikian pernyataan PJPC, dikutip dari CNN.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim mereka menargetkan anggota Hamas, dengan serangan adalah upaya mengurangi risiko demi melindungi warga sipil.
"Teroris tersebut merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan IDF dan warga sipil Israel," demikian klaim IDF.
Militer Israel selalu berdalih melindungi warga sipil saat menyerang Hamas. Namun Israel juga menggempur habis-habisan warga dan objek sipil di Gaza.
Imbas serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, lebih dari 60 ribu warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
Selama agresi itu, Fatima mendokumentasikan foto kehidupan sehari-hari warga Gaza di media sosialnya di Instagram dan Facebook.
Di salah satu unggahan di Instagram, Fatima menyebut ingin kematian dia menjadi suluh perlawanan agresi Israel.
"Jika saya meninggal, saya ingin kematian saya menggema dan tak sekadar menjadi angka. Saya ingin kematian yang didengar dunia, dampak yang bertahan lama, dan gambar abadi yang tak terkubur oleh ruang dan waktu," tulis dia di Instagram pada Agustus 2024.
Fatima juga menjadi subjek film dokumenter baru "Put Your Soul On Your Hand And Walk" yang akan tayang di Festival Film Cannes bulan depan.
Sutradara film tersebut Sepideh Farsi mengatakan film ini sebagai jendela, yang terbuka melalui pertemuan ajaib dengan Fatima, terhadap pembantaian di Palestina yang sedang berlangsung.
Farsi juga membagikan foto kenangan dirinya dengan Fatima di media sosial.
"Gambaran terakhir saya tentang dia adalah senyuman. Saya masih mengingatnya," ujar Farsi.
Di waktu yang terpisah, Farsi mengatakan Fatima adalah orang yang sangat cerdas dan periang. Dia memiliki senyum yang menawan dan merupakan orang yang optimis secara alami.
Farsi berharap film dokumenter yang digarap akan mengungkap kehidupan Fatima di Gaza dan menjadi penghormatan untuk mengenang jurnalis perempuan itu.
(isa/vws)