Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan pemburu imigran ilegal kebanggaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ketahuan menggunakan base transceiver station (BTS) palsu. BTS. Petugas ICE menggunakan BTS palsu untuk melacak lokasi HP targetnya.
Teknologi BTS palsu tersebut disebut sebagai stingray, yaitu nama merek yang digunakan oleh teknologi serupa generasi pertama. Stingray diperkenalkan oleh perusahaan kontraktor pertahanan bernama Harris (L3Harris). Fungsi utamanya adalah melacak nomor identitas unit yang di setiap HP (IMSI).
Pemerintah Trump mengerahkan ratusan petugas ICE ke kota-kota besar di AS untuk menangkap hingga "menculik" orang yang dicurigai sebagai imigran ilegal. Mereka ditangkap meskipun tidak melanggar hukum kemudian ditahan tanpa melewati proses persidangan.
Stingray mampu mengumpulkan data semua HP yang ada di wilayah jangkauannya. Setelah itu, petugas ICE akan menggunakannya untuk mencegat panggilan telepon, SMS, dan trafik internet dari dan ke HP tersebut.
Dalam 2 tahun terakhir, menurut Tech Crunch, ICE menandatangani kontrak senilai US$ 1,5 juta (Rp 24,8 miliar) dengan perusahaan bernama TechOps Specialty Vehicles (TOSV). TOSV memproduksi mobil van yang dimodifikasi untuk penegak hukum.
Pada Mei 2025, ICE menandatangani kontrak senilai US$ 800 ribu Rp 13,2 miliar dengan TOSC untuk pengadaan kendaraan simulator BTS (cell site simulator) untuk mendukung program mereka.
Tech Crunch menyatakan penggunaan BTS palsu oleh penegak hukum adalah langkah kontroversial. Alasannya, perangkat BTS palsu "membohongi" semua HP yang terkoneksi. Artinya, data "orang tak bersalah" juga dikumpulkan.
Petugas di AS menyembunyikan penggunaan teknologi BTS palsu ini dari pengadilan. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka memilih membatalkan tuntutan di pengadilan daripada membuka informasi penggunaan perangkat BTS palsu.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Situs Porno Kabur-Tutup Permanen, Pemerintah Prancis: Bagus!