Peternak memberi makan ayam petelur di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Jumat (8/8/2025). Peternak setempat mengaku biaya pakan ayam petelur di daerah itu mengalami peningkatan dari rata-rata Rp18 juta per bulan untuk 1.000 ekor ayam menjadi Rp22 juta per bulan, naik Rp4 juta atau sekitar 22,22 persen akibat minimnya pasokan jagung dari petani saat kemarau yang berdampak pada kenaikan harga jagung untuk pakan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan langkah pemerataan produksi daging ayam dan telur di luar Pulau Jawa. Hal litu dilakukan demi menekan disparitas harga serta menjaga stabilitas pasokan nasional.
“Pemerintah sekarang mendorong pemerataan produksi daging ayam dan telur di luar Pulau Jawa,” ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, saat sarasehan bertema Transformasi Peternakan Unggas Nasional: Optimalisasi Dana 20 Triliun Menuju Kemandirian Pangan di Fakultas Peternakan UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (22/11/2025).
Agung menyebutkan produksi telur di Indonesia saat ini mencapai 6,2 juta ton dan daging ayam sekitar 3,8 juta ton per tahun, sehingga masih mencukupi kebutuhan secara nasional.
Meski begitu, ia mengakui 63 persen produksi kedua komoditas tersebut berada di Pulau Jawa sebagai ekosistem peternakan yang lebih dulu berkembang.
“Karena memang ekosistem yang sudah establish di Pulau Jawa ini,” kata dia.
Sebagai upaya pemerataan, menurut Agung, pemerintah menyiapkan pengembangan klaster produksi ayam petelur dan ayam pedaging di berbagai wilayah.
Tahap pertama diarahkan ke sejumlah provinsi, seperti Aceh, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Selatan, dan Jawa Timur.
sumber : ANTARA

12 hours ago
3















































