Kemhan RI Bantah Kabar Rusia Minta Izin Pakai Pangkalan Udara di Papua

13 hours ago 4

CNN Indonesia

Selasa, 15 Apr 2025 19:03 WIB

Kemhan RI buka suara soal laporan situs militer Janes yang menyebut Rusia berusaha meminta akses pangkalan Angkatan Udara RI di Papua. Kemhan RI buka suara soal laporan situs militer Janes yang menyebut Rusia berusaha meminta akses pangkalan Angkatan Udara RI di Papua. (Foto: CNN Indonesia/Prima Gumilang)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia buka suara soal laporan situs militer Janes yang menyebut Rusia berusaha meminta akses pangkalan Angkatan Udara RI di Papua.

Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) di Kementerian Pertahanan Indonesia Kolonel Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang membantah laporan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar," kata Frega kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/4).

Janes pada hari ini merilis laporan di situs mereka berjudul "Indonesia pertimbangkan opsi usai Rusia berupaya akses ke pangkalan AU" pada Selasa (14/4).

Dalam situs itu, Janes melaporkan Jakarta menerima permintaan resmi dari Moskow soal izin pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk ditempatkan di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.

Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi ke Janes permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.

Dalam dokumen yang diterima Janes soal permintaan tersebut, Rusia berupaya menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.

Pangkalan udara Biak merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.

Sejumlah media Australia juga memberitakan laporan tersebut. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintah sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia soal laporan tersebut.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pemerintah sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak Indonesia.

"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan itu dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia itu," ungkap Wong, dikutip ABC Australia.

Wong juga menyebut Rusia merupakan kekuatan disruptif dan Presiden Vladimir Putin ingin memainkan peran.

(isa/rds/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |