CNN Indonesia
Sabtu, 12 Apr 2025 07:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Hampir seribu anggota Angkatan Udara Israel yang terdiri dari pilot, perwira, dan prajurit cadangan menandatangani petisi menolak perang di Jalur Gaza, Kamis (10/4).
Aksi penolakan tersebut membuat marah para perwira tinggi di AU Israel sehingga mengancam bakal memecat sekitar 970 personel yang menentang perang di Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa ratusan anggota AU Israel begitu keras menentang perang di Gaza dalam petisi yang sudah mereka tandatangani?
Sejumlah perwira hingga prajurit cadangan AU menganggap peperangan di Gaza sarat muatan kepentingan politik ketimbang masalah keamanan di Israel.
Media lokal Israel Haaretz dikutip dari Anadolu Agency memberitakan bahwa "sekitar 970 anggota awak, beberapa masih aktif bertugas, menandatangani surat menentang perang tapi tidak menyerukan untuk menolak bertugas."
Dalam surat petisi itu tertulis pula pernyataan bahwa "peperangan di Gaza hanya untuk melayani kepentingan politik, bukan masalah keamanan."
Angkatan Udara Israel segera melontarkan ancaman pemecatan terhadap para anggotanya yang menandatangani petisi tersebut.
Pejabat tinggi AU Israel juga telah menghubungi para personel kesatuan itu, termasuk para pilot yang menandatangani petisi tolak perang di Gaza. Pejabat itu memberitahukan akan menghadapi pemecatan jika tidak mematuhi perintah.
Sebanyak 25 anggota AU Israel pun menarik diri dari tanda tangan petisi menolak perang di Gaza.
Komandan AU Israel Mayor Jenderal Tomer Bar menemui sejumlah perwira yang menandatangani petisi tersebut.
Bar sempat mendapat kritikan dari para perwira itu, menganggap keputusannya mengancam para anggota yang mencoba menyuarakan pendapatnya melalui petisi dengan pemecatan.
Mereka menilai tindakan Bar melanggar undang-undang dan etika terkait hak-hak para anggota pasukan cadangan untuk menyampaikan pendapat.
Bar membantah kritikan tersebut bahwa tindakannya bukan hukuman.
"Mereka yang menandatangani teks yang mengeklaim dimulainya kembali perang terutama bersifat politis dan merugikan masa depan pembebasan sandera, tidak dapat memenuhi tugas cadangan mereka," kata Bar.
Ia kemudian menyatakan bahwa petisi yang diteken selama perang tidak sah. Bar meyakini bahwa gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera akan segera ditandatangani.
(bac)