Lokasi Diidentifikasi, Evakuasi Korban Ponpes Sidoarjo Lanjut Hari Ini

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Sabtu, 04 Okt 2025 11:10 WIB

BNPB ungkap telah identifikasi lokasi sejumlah korban yang masih terperangkap di reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo. BNPB ungkap telah identifikasi lokasi sejumlah korban yang masih terperangkap di reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo. (AFP/Juni Kriswanto)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto mengungkapkan pihaknya telah mengidentifikasi lokasi sejumlah korban di reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Ia meyakini para korban bisa ditemukan dan dievakuasi hari ini, Sabtu (4/10). Suharyanto juga mengatakan timnya tetap berusaha mengeluarkan reruntuhan beton yang telah dimulai sejak Jumat (3/10) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada titik-titik yang sudah diidentifikasi oleh Basarnas dan tim ada korban. Itu jangan sampai terkena saat pembersihan," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (4/10) pagi.

"Kami yakin bahwa hari ini pasti ada tambahan-tambahan dari korban yang menyusul, karena sudah diidentifikasi titik-titiknya, tinggal diambil," tambahnya.

Suharyanto menjelaskan bahwa hingga Sabtu (4/10) jumlah korban meninggal dunia sebanyak 14 orang. Satu korban tewas tambahan ditemukan di sektor A4 atau sisi kanan depan reruntuhan pada Jumat (3/10) malam.

[Gambas:Video CNN]

Jenazah yang dievakuasi tersebut adalah korban kesembilan yang berhasil ditemukan sepanjang operasi pada Jumat (3/10) atau hari kelima (H+5) pencarian.

Dengan penemuan itu, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 117 orang. Rinciannya, 103 orang selamat dan 14 orang meninggal dunia. Sementara itu, jumlah korban yang masih belum ditemukan dilaporkan sebanyak 49 orang.

Dari total 14 korban meninggal dunia, 9 di antaranya masih belum teridentifikasi. Suharyanto mengatakan para korban sulit dikenali secara visual karena ditemukan setelah beberapa hari sejak kejadian.

Selain itu, para korban masih berusia anak-anak, sehingga tidak ada data sidik jari atau KTP yang bisa digunakan untuk memudahkan identifikasi.

"Identifikasi butuh waktu, tidak seperti kalau kita identifikasi korban yang lain. Karena yang menjadi korban ini putra-putra yang masih kecil, umurnya belum akil baligh. Sehingga data seperti sidik jari, KTP itu belum ada," terang Suharyanto.

Menurut tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, sampel DNA 9 jenazah beserta sampel orang tua telah diterbangkan ke Jakarta untuk ditindaklanjuti di Laboratorium DNA Pusdokkes Polri.

(lom/chri)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |