REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Jenderal (Purn) Djamari Chaniago menegaskan bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi dinamika geopolitik dunia yang semakin kompleks. Hal itu disampaikan dalam kuliah umum di hadapan peserta Musyawarah Nasional (Munas) IX Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (22/11/2025).
Dalam pidatonya, Menko Polkam menekankan bahwa isu pertahanan bukan hanya menjadi tugas negara dan aparat resmi seperti TNI-Polri, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa, termasuk alumni Resimen Mahasiswa.
“Bicara pertahanan adalah tugas kita bersama. Menwa dan alumni Menwa harus tetap hadir sebagai bagian dari sistem pertahanan rakyat semesta,” Kata Djamari Chaniago dalam keterangan tertulisnya di hadapan ribuan peserta Munas IX IARMI, Jakarta (22/11/2025).
Djamari mengenang pengalamannya sebagai pasukan Kontingen Garuda VIII di Gurun Sinai sekitar tahun 1978. Ia menyebut bahwa generasi mahasiswa, khususnya Resimen Mahasiswa, hadir sebagai pelanjut estafet perjuangan prajurit di lapangan.
“Pengganti kami saat itu di Kontingen Garuda di Gaza dan Gurun Sinai adalah para mahasiswa yang tergabung dalam Menwa. Ini harus berkelanjutan, tidak boleh berhenti,” ucapnya.
Menkopolkam juga menyinggung kiprah diplomasi Indonesia di kancah global di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut pidato Presiden pada Sidang Umum PBB ke-80 sebagai momen bersejarah, termasuk ketika Presiden menyampaikan salam “Shalom” kepada semua umat Yahudi dan menegaskan posisi Indonesia dengan menegaskan “Saya akan mengakui bangsa Israel jika Anda mengakui kemerdekaan Palestina", Ia juga menjelaskan bahwa pada forum KTT ASEAN, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui gagasan Presiden Prabowo dalam mewujudkan perdamaian dunia.
“Artinya, dunia mengakui munculnya pemimpin tegas dan dihormati dunia dari republik ini,” tegasnya.
Di hadapan para peserta Munas, Djamari menegaskan bahwa para senior IARMI harus menjadi sumber nilai dan kebijaksanaan bagi generasi penerus, bukan justru melemahkan semangat anak bangsa. Ia menyinggung momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober sebagai pengingat bahwa perjuangan selalu dilahirkan dari semangat persatuan.
“Jangan sampai kehadiran para senior justru melemahkan semangat perjuangan itu. Kita jangan berpangku tangan melihat keadaan bangsa,” katanya.
Djamari menambahkan bahwa usia tidak boleh menjadi alasan berhenti mengabdi. Ia menegaskan dirinya juga menyerahkan sisa hidup untuk bangsa.
“Mungkin saya menteri paling tua di kabinet ini. Tapi jangan sampai usia membatasi pengabdian kita,” tuturnya.
Menkopolkam menyoroti berbagai tantangan nasional, mulai dari ketahanan pangan, kesehatan, hingga pertahanan laut.
"Kekayaan laut Indonesia dapat mencapai nilai lebih dari Rp 500 triliun jika dikelola optimal, namun hingga kini ribuan kapal asing masih mencuri ikan di perairan nasional. Karena itu, TNI harus terus diperkuat", tegasnya.
Ia juga menyinggung fakta bahwa biaya berobat ke luar negeri oleh warga Indonesia mencapai hampir Rp 11 triliun per tahun. Menurutnya, langkah Presiden Prabowo membangun rumah sakit rumah sakit bertaraf internasional merupakan jawaban strategis agar rakyat tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.
“Kalau kita mau, banyak cara. Kalau kita tidak mau, akan ada seribu alasan,” ujarnya.

16 hours ago
3













































