Negara Bagian di Australia Larang Uji Obat untuk Rekreasi

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 19 Sep 2025 14:18 WIB

Negara bagian di Australia, Queensland, melarang pengujian obat-obatan untuk keperluan rekreasi karena dianggap bisa membahayakan nyawa. Ilustrasi. Negara bagian di Australia larang obat-obatan untuk rekreasi. (iStock/mollypix)

Jakarta, CNN Indonesia --

Negara bagian di Australia, Queensland, melarang pengujian obat-obatan untuk keperluan rekreasi karena dianggap bisa membahayakan nyawa.

Parlemen Queensland meloloskan undang-undang yang secara efektif melarang pengujian pil di wilayah tersebut pada Kamis (18/9) malam. UU tersebut dilaporkan akan disahkan pada hari ini, Jumat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kesehatan Queensland Tim Nicholls langkah tersebut memperkuat kebijakan tanpa toleransi Kepala Menteri David Crisafulli terhadap obat-obatan terlarang.

"Posisi kebijakan Pemerintah yang mereka ambil dalam pemilu adalah bahwa tak ada cara yang aman mengonsumsi obat-obatan dan bahwa layanan pemeriksaan obat bisa mengirim pesan yang salah kepada warga Queensland," kata Nicholls, dikutip ABC Australia.

Nicholls juga menegaskan Queensland tak akan lagi mendanai pengujian obat-obatan untuk kepentingan rekreasi.

Saat ini, berdasarkan Undang-Undang Obat-obatan dan Racun, kepala eksekutif Queensland Health bertanggung jawab untuk memberikan izin zat untuk tujuan pemeriksaan obat-obatan.

Menanggapi respons pemerintahan Queensland, kepala eksekutif lembaga nirlaba layanan pengujian obat-obatan The Loop Australia, Cameron Francis, mengaku kecewa dan sedih dengan keputusan tersebut.

"Tanpa layanan seperti pengujian pil, kami tak tahu apa yang beredar sampai terlambat," kata Francis, dikutip Channel NewsAsia.

Loop telah menjalankan uji coba selama setahun dengan dana dari pemerintah Queensland dan sudah menguji 1.200 obat dengan melibatkan pengguna.

Dari sampel tersebut, satu dari tujuh obat dibuang setelah diuji, sementara satu dari tiga orang dirujuk ke pelayanan kesehatan lain.

Lebih lanjut, Francis mengatakan pasar narkoba Australia kian berbahaya usai penggunaan obat untuk mengurangi rasa sakit opioid sintetis seperti fentanil meningkat.

Menurut data pemerintah, sekitar 18 persen atau 3,9 juta warga Australia berusia 14 tahun ke atas menggunakan obat-obatan terlarang.

Masih merujuk data itu, Queensland menempati urutan ketiga terkait penggunaan obat-obatan terlarang (illicit drug). Survei juga menunjukkan satu dari lima orang di wilayah itu menggunakan obat-obatan dalam kurun waktu satu tahun.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |