FOTO
Pool, CNBC Indonesia
30 September 2025 14:45

Bangunan musala di asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk saat digunakan untuk salat Asar berjemaah pada Senin sore. Peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, ketika lebih dari 100 santri tengah melaksanakan ibadah, dan menimbulkan kepanikan besar di lokasi. (Dok. Detikcom/Suparno)

Dilansir Detikcom, runtuhnya bangunan tersebut mengakibatkan puluhan santri menjadi korban. Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, tercatat 98 santri mengalami luka-luka, sementara tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Para korban dirawat di sejumlah rumah sakit, antara lain RSUD Sidoarjo, RSI Siti Hajar, dan RS Delta Surya. (REUTERS/Stringer)

Korban meninggal terbaru adalah Mochammad Mashudulhaq (14), asal Dukuh Pakis, Surabaya, serta Muhammad Soleh (22), asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Mashudulhaq sempat dirawat di RSUD Sidoarjo, namun nyawanya tak tertolong. Sedangkan Muhammad Soleh yang mengalami luka berat dan berada di zona merah juga meninggal dunia pada Selasa pagi. (REUTERS/Dipta Wahyu)

Direktur RSUD Sidoarjo, Atok Irawan, menyebut ada korban lain yang harus diamputasi di lokasi kejadian akibat terjepit reruntuhan. “Evakuasi dilakukan cepat di TKP. Tim ortopedi dan anestesi melakukan amputasi lengan kiri karena kondisi luka membahayakan nyawa,” jelasnya. (REUTERS/Dipta Wahyu)

Saksi mata, Wakid, seorang santri, mengatakan musala tiba-tiba roboh ketika salat memasuki rakaat kedua. Ketua RT setempat, Munir, menambahkan bangunan tersebut masih dalam tahap pembangunan. “Ada suara gemuruh seperti gempa, lalu bangunan runtuh. Warga juga mendengar teriakan minta tolong dari dalam,” ujarnya. (Dok. Detikcom/Suparno)