Penerapan Tarif Trump tidak Jelas, Ini Proyeksi Harga Emas ke Depan

12 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Harga emas dunia diprediksi akan terus menguat pada Juni 2025, seiring dengan meningkatnya tensi geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS). Pengamat komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas bisa menembus angka 3.500 dolar AS per troy ons dalam waktu dekat.

"Harga emas dunia sudah menyentuh di level 3.400, ada kemungkinan besar harga emas dunia akan menuju di level 3.450 dan kemungkinan akan menyentuh di level 3.500 di minggu depan," ujar Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Jumat (6/6/2025).

Menurut dia, kondisi geopolitik dan dinamika perang dagang menjadi faktor utama penguatan aset safe haven tersebut. Salah satunya adalah serangan besar-besaran Ukraina terhadap pesawat militer Rusia, yang disebut sebagai Pearl Harbor versi Rusia.

"Kemungkinan besar Putin akan melakukan serangan balik secara besar-besaran," kata Ibrahim.

Pada Ahad lalu, Ukraina meluncurkan sekitar 100 drone yang menyebabkan kerusakan terhadap 41 pesawat tempur Rusia. Peristiwa ini memicu komunikasi langsung antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump, membuka potensi eskalasi konflik lebih luas.

Selain di Eropa, ketegangan juga meningkat di Timur Tengah. Perundingan antara AS dan Iran terkait reaktor nuklir menemui jalan buntu. AS meminta Rusia untuk menengahi, namun Iran menolak karena pengayaan uranium dinilai sebagai hak kedaulatan nasional.

"Kalau seandainya keputusan reaktor nuklir Iran tidak bisa ada satu kesepakatan, bisa saja tensi geopolitik di Timur Tengah akan memanas," ujarnya. "Perang Iran-Israel di depan mata ini akan membuka tabir baru."

Ketidakpastian Tarif Trump dan Sinyal Penurunan Suku Bunga

Dari sisi ekonomi global, perang dagang juga menjadi pemicu. Trump kembali menggulirkan wacana tarif impor baja dan aluminium sebesar 50 persen. Kebijakan tersebut memperbesar ketidakpastian global, terlebih setelah Mahkamah Perdagangan AS memblokir kebijakan sebelumnya.

"Ini pun juga cukup menarik, walaupun dalam minggu depan kemungkinan akan ada pertemuan antara pejabat AS dan Tiongkok untuk membahas masalah tarif baja dan aluminium," kata Ibrahim.

Di sisi lain, indikator ekonomi AS menunjukkan pelemahan. Data penggajian dan ketenagakerjaan menurun, sehingga The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR).

"Kita melihat bahwa pejabat-pejabat bank sentral negara bagian ini pun juga menginisiasi penurunan suku bunga," tambah Ibrahim.

Trump sendiri mendesak The Fed untuk segera menurunkan suku bunga demi menopang perekonomian, namun bank sentral AS masih bersikap hati-hati, mempertimbangkan efek jangka panjang dari perang dagang yang berlangsung.

Dengan kombinasi berbagai faktor—tensi geopolitik, perang dagang, dan arah kebijakan suku bunga—harga emas dunia dinilai masih akan mengalami reli dalam waktu dekat.

"Ini yang akan membuat harga emas dunia terus mengalami penguatan. Menyentuh level 3.500 pada bulan Juni kemungkinan besar akan terjadi, bahkan akan lebih dari 3.500," tutup Ibrahim.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |