3 hours ago
1
Gambar dari video yang dirilis oleh Global Sumud Flotilla yang menunjukkan tentara angkatan laut Israel menaiki salah satu kapal armada saat mendekati pantai Gaza Kamis pagi, 2 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Para aktivis Global Sumud Flotilla yang dideportasi dari Israel mengungkapkan banyaknya perlakuan buruk selama penahanan. Para penjaga Israel dikabarkan memperlakukan para aktivis yang ditahan seperti 'monyet'.
Sekitar 450 peserta flotilla ditangkap antara Rabu dan Jumat setelah pasukan Israel mencegat kapal-kapal yang berusaha menembus blokade laut Gaza.
Salah satu aktivis asal Italia, Cesare Tofani, mengatakan mereka diperlakukan dengan buruk, bahkan terjadi pelecehan. “Kami diperlakukan dengan sangat buruk … Dari tentara kami dibawa ke polisi. Ada pelecehan,” lapor kantor berita ANSA.
Yassine Lafram, presiden Union of Islamic Communities di Italia, yang mendarat di Bandara Malpensa Milan bersama para aktivis mengungkapkan perlakuan kasar Israel.
“Mereka memperlakukan kami dengan kekerasan, menodongkan senjata kepada kami, dan ini benar-benar tidak bisa diterima di negara yang menganggap dirinya demokratis,” katanya kepada surat kabar Corriere della Sera dikutip dari Aljazirah.
Jurnalis Italia Saverio Tommasi, yang tiba di Bandara Fiumicino pada Sabtu malam, juga mengatakan bahwa tentara Israel menahan obat-obatan dan memperlakukan para aktivis yang ditahan seperti monyet.
Ia menambahkan bahwa para penjaga Israel mengejek para aktivis, termasuk Greta Thunberg, Mandla Mandela, dan beberapa anggota parlemen Eropa. Tentara menghina dan mempermalukan mereka dalam situasi yang sebenarnya tidak pantas ditertawakan.
Jurnalis Italia, Lorenzo D’Agostino, mengatakan barang-barang pribadinya dan uangnya dicuri oleh pihak Israel. Ia mengatakan para aktivis juga diintimidasi dengan anjing dan sinar laser senjata yang diarahkan ke tahanan untuk menakut-nakuti.
