FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
04 October 2025 19:22

Topan Matmo melemah menjadi badai setelah melintasi wilayah pegunungan di utara Filipina pada Jumat (3/10/2025), memaksa ribuan orang mengungsi. Peristiwa ini menambah daftar darurat yang harus dihadapi negara kepulauan tersebut, setelah sebelumnya diguncang gempa mematikan dan dilanda dua badai besar dalam beberapa pekan terakhir. (REUTERS/Noel Celis)

Badan cuaca Filipina melaporkan, Matmo yang secara lokal dikenal sebagai Paolo mendarat di provinsi Isabela pada Jumat pagi dengan kecepatan angin hingga 110 km/jam dan hembusan mencapai 165 km/jam. Badai ini memicu banjir di kawasan pertanian dan provinsi pegunungan, serta menyebabkan pemadaman listrik di Isabela dan Aurora. Meski tidak ada laporan korban jiwa, otoritas memperingatkan potensi gelombang pasang hingga 3 meter serta hujan deras yang dapat memperparah monsun. (REUTERS/Noel Celis)

Lebih dari 8.000 warga dievakuasi, sementara sekolah-sekolah diliburkan. Aktivitas pelayaran juga dihentikan di sepanjang jalur badai. Observatorium Hong Kong memperkirakan Matmo akan melintasi Laut Cina Selatan dan berpotensi kembali menguat sebelum mencapai Pulau Hainan serta provinsi Guangdong di Cina daratan pada akhir pekan. (REUTERS/Noel Celis)

Matmo menjadi topan ke-16 yang menerjang Filipina tahun ini, menegaskan posisi negara itu sebagai salah satu kawasan paling rawan bencana di dunia. Sebelumnya, Topan Bualoi menewaskan sedikitnya 37 orang di Filipina sebelum melanjutkan ke Vietnam yang mencatat 49 korban jiwa. Sementara itu, Topan Super Ragasa sempat menjadi siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, juga menimbulkan korban jiwa di Filipina sebelum menghantam Cina. (REUTERS/Noel Celis)

Sebelumnya, Filipina dihantam gempa berkekuatan 6,9 SR, tepatnya di Cebu pada hari Selasa malam(30/9/2025) lalu, menewaskan sedikitnya 72 orang dan melukai lebih dari 550 lainnya. Lebih dari 5.000 rumah hancur, memaksa warga bermalam di ruang terbuka karena masih takut dengan gempa susulan. Pemerintah berencana mendirikan sekitar 1.000 tenda dengan dukungan Palang Merah untuk menampung para korban. (REUTERS/Noel Celis)