Pidato Prabowo di PBB, Pengamat UI: Konsekuensi Logis dari Solusi Dua Negara

4 hours ago 1

Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato di sidang ke-80 Majelis Umum PBB, Selasa, 23 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Prof Yon Machmudi menanggapi pernyataan Presiden RI, Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Indonesia akan mengakui Negara Israel setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina.

Menurut Prof Yon, pernyataan tersebut adalah konsekuensi logis dari pendekatan two-state solution. dua bangsa yang berkonflik memperoleh pengakuan kenegaraan secara timbal balik.

"Ini tentu merupakan konsekuensi ya dari pendekatan two-state solution dimana dua negara yang berkonflik solusinya adalah masing-masing mendapatkan pengakuan kemerdekaan," ujar Prof Yon saat dihubungi Republika, Selasa (23/9/2025).

Two-state solution atau solusi dua negara adalah kerangka kerja yang paling banyak diusulkan dan didukung secara internasional untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel. Tujuannya adalah membentuk dua negara merdeka, yaitu negara Palestina dan negara Israel, yang hidup berdampingan secara damai dan aman.

Wilayah historis Palestina akan dibagi menjadi dua negara. Israel akan menjadi negara bagi bangsa Yahudi, sedangkan Palestina akan menjadi negara bagi bangsa Palestina.

Secara umum, wilayah negara Palestina akan terdiri dari Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Batas-batas ini biasanya mengacu pada perbatasan sebelum Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Konsep ini mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina

Konsep ini didukung oleh banyak negara dan organisasi internasional, termasuk Indonesia, yang meyakini bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Meskipun telah didukung selama beberapa dekade, realisasi solusi ini menghadapi banyak hambatan. Di antaranya adalah pembangunan permukiman ilegal oleh Israel di Tepi Barat, perbedaan pandangan tentang status Yerusalem, dan nasib jutaan pengungsi Palestina.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |