Revolusi Pertanian Wonokromo, Dosen AKPRIND Terapkan Irigasi Pintar Bertenaga Surya

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Gelombang inovasi teknologi kini merambah sektor pertanian di pedesaan. Kali ini, Desa Wonokromo, Kabupaten Bantul menjadi saksi nyata transformasi digital yang digagas oleh tim dosen dari Universitas AKPRIND Indonesia. Melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh pemerintah, para akademisi ini berhasil mengimplementasikan sistem irigasi pintar yang memanfaatkan energi surya dan Internet of Things (IoT), sebuah langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mengerek perekonomian masyarakat petani.

Proyek ambisius ini dipimpin oleh Slamet Hani, ST, MT, seorang dosen senior dari Program Studi Teknik Elektro. Tak sendirian, ia berkolaborasi dengan dua rekannya yang juga ahli di bidangnya, yakni Ir Gatot Santoso, MT dari Teknik Elektro dan Dr Toto Rusianto, ST, MEng dari Teknik Mesin. Sinergi ketiga pakar ini memadukan ilmu listrik, mekanika, dan teknologi informasi untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Pembangkit Listrik Mini di Tengah Sawah

Tantangan utama yang sering dihadapi petani, terutama di musim kemarau, adalah ketersediaan air dan biaya operasional yang tinggi untuk menggerakkan pompa air. Tim Universitas AKPRIND Indonesia menjawab tantangan ini dengan solusi cerdas. Mereka memasang instalasi panel surya yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk menggerakkan pompa air. Pembangkit listrik mini ini dipasang langsung di area persawahan, memastikan ketersediaan energi yang ramah lingkungan dan gratis.

"Kami ingin petani tidak lagi bergantung pada listrik PLN atau generator berbahan bakar bensin yang mahal. Dengan tenaga surya, biaya operasional untuk irigasi bisa dipangkas signifikan. Energi ini bersih, gratis, dan tak terbatas," jelas Slamet Hani.

Ia menambahkan bahwa teknologi ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga menjadi contoh praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Pertanian Cerdas dengan Kendali Jarak Jauh

Namun, inovasi tidak berhenti pada penggunaan energi surya. Elemen paling canggih dari proyek ini adalah integrasi Internet of Things (IoT). Alat sensor dipasang di berbagai titik lahan untuk memantau kelembaban tanah, suhu, dan intensitas cahaya matahari secara real-time. Data dari sensor ini kemudian dikirimkan ke server yang terhubung dengan aplikasi di smartphone petani. Dr Toto Rusianto, ahli dari Teknik Mesin, menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan petani untuk mengendalikan pompa air dari mana saja, kapan saja.

"Petani tidak perlu lagi datang ke sawah hanya untuk menyalakan atau mematikan pompa. Mereka bisa memantau kondisi lahan dari rumah atau bahkan saat sedang berada di luar kota. Sistem ini juga bisa diatur untuk menyiram secara otomatis berdasarkan data kelembaban tanah, memastikan tanaman mendapatkan air dalam jumlah yang optimal," terangnya.

Kemampuan kendali jarak jauh ini membuka peluang baru bagi petani untuk bekerja lebih efisien. Mereka bisa fokus pada aspek lain dari budidaya, seperti pemeliharaan tanaman atau pemasaran hasil panen. Hal ini secara langsung meningkatkan efisiensi waktu dan produktivitas secara keseluruhan.

Dampak Ekonomi dan Masa Depan Pertanian di Wonokromo

Ir Gatot Santoso menambahkan, dampak dari implementasi teknologi ini tidak hanya sebatas efisiensi. "Dengan irigasi yang lebih teratur dan optimal, hasil panen bisa meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Biaya yang dihemat dari listrik dan bahan bakar juga bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti pupuk atau bibit unggul," tuturnya.

Respons dari masyarakat Desa Wonokromo sangat antusias. Mereka menyebut bahwa teknologi ini adalah "lompatan besar" yang membawa pertanian tradisional mereka ke era modern. Para petani berharap, model serupa dapat direplikasi di area lain, sehingga Desa Wonokromo dapat menjadi pilot project pertanian pintar di Kabupaten Bantul.

Pada akhirnya, keberhasilan proyek ini menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Melalui kolaborasi lintas keilmuan, Universitas AKPRIND Indonesia membuktikan bahwa teknologi bukan hanya untuk industri besar, melainkan juga untuk meningkatkan kesejahteraan di tingkat akar rumput.

"Kami, tim pelaksana, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas AKPRIND Indonesia atas dukungan penuh yang diberikan, serta kepada DPPM Kemendiktisainstek yang telah memfasilitasi pendanaan dan kepercayaan untuk mewujudkan program pengabdian masyarakat ini. Semoga inovasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi bangsa," kata Ir Gatot.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |