Polusi Udara Bisa Sebabkan Kerusakan Jantung

4 hours ago 1

Ilustrasi Polusi UdaraIlustrasi Polusi Udara

Paparan polusi udara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan jantung dini, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Radiology.

Para peneliti menemukan bahwa partikel halus di udara berkaitan dengan jenis jaringan parut jantung yang disebut fibrosis miokard difus, yang dapat berkembang menjadi gagal jantung seiring waktu.

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa kualitas udara yang buruk meningkatkan risiko penyakit jantung, tetapi perubahan pasti pada jantung yang disebabkan oleh polusi belum dipahami dengan baik.

Studi ini, yang dipimpin oleh Dr. Kate Hanneman dari Universitas Toronto, bertujuan untuk mengungkap perubahan tersebut pada tingkat jaringan menggunakan pemindaian MRI jantung.

Tim tersebut mempelajari 694 orang, termasuk 201 individu sehat dan 493 pasien dengan kardiomiopati dilatasi—suatu kondisi jantung yang mempersulit jantung untuk memompa darah.

Mereka menggunakan MRI untuk mencari fibrosis miokard dan membandingkannya dengan paparan peserta terhadap PM2.5, sejenis polusi udara yang terdiri dari partikel-partikel kecil berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil.

Partikel-partikel ini dapat berasal dari sumber seperti asap kendaraan bermotor, pabrik, dan asap kebakaran hutan, dan cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan paparan PM2.5 jangka panjang yang lebih tinggi memiliki tingkat jaringan parut jantung yang lebih tinggi, meskipun mereka sehat.

Hal ini menunjukkan bahwa polusi udara mungkin memainkan peran kunci dalam menyebabkan kerusakan tersembunyi pada jantung.

Efek terkuat terlihat pada wanita, perokok, dan orang dengan tekanan darah tinggi.

Temuan ini menyoroti bahwa bahkan tingkat polusi yang rendah atau sedang dapat memiliki dampak kesehatan yang serius.

Dr. Hanneman mencatat bahwa tingkat polusi dalam penelitian ini masih berada dalam pedoman kualitas udara global saat ini, yang menunjukkan bahwa bahkan tingkat paparan yang disebut "aman" pun mungkin tidak benar-benar aman.

Penelitian ini menambah bukti yang berkembang bahwa polusi udara harus dianggap sebagai faktor risiko utama penyakit jantung—setara dengan merokok dan tekanan darah tinggi.

Memahami riwayat paparan polusi pasien dapat membantu dokter menilai risiko penyakit jantung mereka dengan lebih baik dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah masalah di masa mendatang.

Misalnya, orang yang bekerja atau tinggal di daerah dengan kualitas udara yang buruk dapat ditandai untuk menjalani skrining tambahan atau perawatan pencegahan.

Dr. Hanneman menekankan perlunya upaya kesehatan masyarakat yang lebih kuat untuk mengurangi polusi dan melindungi kesehatan jantung.

Selain temuan kesehatannya, studi ini juga menyoroti nilai pencitraan medis dalam mengidentifikasi efek paparan lingkungan pada tubuh.

"Ahli radiologi memiliki peran penting dalam menunjukkan bagaimana polusi udara memengaruhi organ-organ kita," kata Dr. Hanneman.

"Pencitraan dapat menjadi alat yang ampuh untuk melacak dan memahami risiko lingkungan ini."

Penelitian ini memperkuat kebutuhan mendesak akan tindakan global untuk menurunkan tingkat polusi—bahkan perbaikan kecil pun dapat membuat perbedaan besar bagi kesehatan jantung.

Studi ini dipublikasikan di Radiology.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |