Puluhan Saham Ini Gagal Pesta Karena BI Tahan Suku Bunga

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham kembali bergejolak usai keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) tak sesuai harapan investor, yang pada akhirnya mendorong penurunan beberapa sektor dan saham yang cukup rentan terhadap tingkat suku bunga BI.

Pada perdagangan Rabu (22/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,04% di level 8.152,55 usai penguatan tajam selama dua hari beruntun pada perdagangan sebelumnya.

Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga 4,75% dengan suku bunga deposit facility 3,75% dan suku bunga lending facility 5,5%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 21 dan 22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate tetap sebesar 4,75%," ujar Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers yang diadakan secara daring pada Rabu (22/10/2025).

Perry mengatakan keputusan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%.

Selain itu, keputusan mempertahankan suku bunga dijelaskan oleh Perry sebagai upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Gubernur BI juga mengatakan bahwa ke depan BI akan fokus terhadap transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keputusan BI yang menahan suku bunga menjadi kabar buruk bagi sebagian emiten. Terdapat 3 sektor yang paling berdampak buruk saat BI menahan suku bunganya.

Saham Perbankan

Saham Perbankan menjadi salah satu sektor yang dapat terdampak kurang baik saat suku bunga bertahan. Ketika suku bunga bertahan, maka tingkat suku bunga simpanan tabungan dan deposito tidak berubah sehingga tidak memberikan imbal hasil yang lebih menarik. Hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat yang memilih investasi yang konservatif seperti instrumen deposito.

Turunnya simpanan tabungan dan deposito masyarakat dapat berdampak terhadap negatif terhadap dana pihak ketiga (DPK) perbankan dan berdampak terhadap penurunan Net Interest Margin (NIM) perbankan.

Dan dari sisi kredit, sektor perbankan juga dapat berdampak negatif terhadap bertahannya suku bunga. Ketika suku bunga tidak turun maka tingkat suku bunga pinjaman akan bertahan. Hal ini dapat berdampak pada daya pinjam masyarakat yang turun karena tingkat suku bunga masih tinggi.

Selain itu, masih tingginya tingkat suku bunga kredit dapat memberikan peluang meningkatkan kredit macet. Hal ini akan berdampak buruk terhadap cadangan modal bank dan mengganggu operasional perbankan.

Saham Teknologi

Sektor teknologi sangat berkaitan erat dengan sentimen suku bunga. Bertahannya suku bunga tentunya akan mempengaruhi cost of fund dari sektor teknologi. Sektor teknologi di Indonesia yang umumnya dari sisi penjualan meningkat tetapi belum memiliki laba (profit). Hal ini disebabkan karena beberapa emiten masih berada pada periode "bakar duit" dan promosi. Semakin mahal pendanaan, maka semakin tipis juga uang yang bisa dibakar, dan efisiensi akhirnya akan dilakukan.

Jika suku bunga tidak kembali turun tentunya akan semakin memberatkan pendanaan dari Perseroan. Dalam hal ini beban-beban Perseroan sulit mengalami penurunan. Hal itu pun tentu akan kembali menggerus laba Perseroan, dan bagi emiten-emiten yang masih membukukan kerugian akan semakin sulit untuk membalikkan kerugian menjadi keuntungan ataupun laba.

Saham Properti

Sektor properti real estate juga merupakan salah satu sektor saham yang cukup rentan terhadap kebijakan suku bunga. Bertahannya BI Rate akan menutup peluang turunnya bunga KPR sehingga akan memberikan pelaunagn penekanan permintaan konsumen non-primer. Hal ini akan mendorong turunnya penjualan properti pada perusahaan-perusahaan properti dan berimbas pada penurunan laba.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |