Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Selasa (22/7/2025). Mengacu data Refinitiv, rupiah dibuka di posisi Rp16.280/US$ atau naik 0,15%.
Penguatan rupiah terjadi di tengah pergerakan dolar AS yang menunjukkan pelemahan dalam dua hari perdagangan beruntun.
Pada perdagangan kemarin Senin (21/7/2025), indeks dolar AS mengalami koreksi cuku besar yakni 0,64% ke level 97,85.
Meski pada pukul 09.00 WIB indeks dolar (DXY) tercatat menguat 0,07% ke level 97,92.
Pergerakan rupiah hari ini diperkirakan tidak hanya dipengaruhi oleh pergerakan indeks dolar AS, tetapi juga oleh rilis data uang beredar periode Juni 2025 dari Bank Indonesia (BI).
Sebagai catatan, pada Mei 2025, jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat sebesar Rp9.406,0 triliun atau tumbuh 4,9% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,2% (yoy).
Perlambatan tersebut dipicu oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) yang mencapai 6,3% (yoy) dan uang kuasi yang hanya naik 1,5% (yoy).
Perlambatan M2 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang melambat menjadi 8,1% (yoy) dari sebelumnya 8,5% (yoy), serta kinerja tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
Jika tren perlambatan berlanjut pada Juni 2025, hal ini bisa mencerminkan penurunan permintaan domestik. Dampaknya, ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah berpotensi mengurangi daya tarik aset berdenominasi rupiah di mata investor.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditutup Menguat, Nilai Tukar Dolar AS Turun ke Rp 16.185