Rupiah Tertekan Ancaman Trump Soal Kebijakan Tarif terhadap Anggota BRICS

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (7/7/2025). Pengamat menilai, pelemahan Mata Uang Garuda terjadi seiring dengan adanya pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap negara-negara yang tergabung dalam BRICS mengenai kebijakan tarif. Indonesia sendiri per awal 2025 ini tercatat menjadi anggota BRICS.

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 54,50 poin atau 0,34 persen menuju level Rp 16.239,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (7/7/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.182 per dolar AS.

“Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa mereka akan mulai mengirim surat ke negara-negara pada hari Jumat, menjelang batas waktu 9 Juli. Ia mengumumkan bahwa beberapa tarif yang dikenakan akan berada dalam kisaran 10 persen hingga 70 persen dan akan berlaku pada tanggal 1 Agustus. Ia menambahkan bahwa negara-negara yang berpihak pada blok BRICS akan menghadapi tarif tambahan 10 persen atas praktik mereka yang diduga anti-Amerika,” kata Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).

Ibrahim menuturkan, sebelumnya pada akhir pekan, Trump mengatakan AS hampir mencapai beberapa perjanjian perdagangan, dengan tarif baru yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Pada bulan April, Trump memberlakukan tarif dasar sebesar 10 persen pada sebagian besar negara, dengan bea tambahan mencapai hingga 50 persen.

“Namun, pada hari Jumat, ia mengatakan bahwa tarif tersebut bisa mencapai 70 persen. Perpanjangan tiga minggu ini memberi negara lain lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan AS, tetapi kurangnya rincian membuat investor merasa khawatir,” jelasnya.

Namun, lanjut Ibrahim, titik dukungan terbesar dolar adalah penurunan tajam dalam ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada dua pertemuan berikutnya. Hal itu terutama didorong oleh pembacaan penggajian yang kuat pada hari Kamis, yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap tangguh meskipun ada hambatan ekonomi lainnya.

“Para pedagang terlihat sebagian besar menghapus taruhan untuk pemotongan suku bunga Juli oleh Fed, dan juga terlihat meningkatkan taruhan bahwa Fed akan bertahan pada bulan September, CME Fedwatch menunjukkan. Minggu ini fokus pasar hanya pada rilis notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru yang akan dirilis hari Rabu (Kamis pukul 01.00 WIB),” terangnya.

Sentimen Dalam Negeri

Sementara itu, dari dalam negeri, fluktuasi rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh diantaranya data terbaru cadangan devisa Indonesia yang terbilang stagnan pada Juni 2025.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai 152,6 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat tipis dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar 152,5 miliar dolar AS.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah. Hal itu di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI memastikan terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

“(Diprediksi) untuk perdagangan besok (Selasa, 8 Juli 2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.230—Rp 16.280 per dolar AS,” tutup Ibrahim.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |