Home > Medika Saturday, 20 Sep 2025, 19:09 WIB
Dengan ikrar, kita dapat membebaskan diri dari beban kelelahan mental dan melangkah lebih pasti menuju tujuan.

BISNISTIME.COM, JAKARTA — Belum lama ini, penulis kembali membuka buku The Art of The Good Life karya Rolf Dobelli dan menemukan bahasan menarik tentang kelelahan berpikir. Saat otak dilanda kelelahan, dampaknya bisa sangat terasa: semangat melemah, langkah terasa berat, bahkan cita-cita seolah menjauh.
Menurut Dobelli, kondisi ini membuat seseorang cenderung memilih jalan paling aman. Mereka enggan berpikir lebih dalam atau bekerja lebih keras. Bahasa dan sikap pun sering dipenuhi pesimisme serta negativitas. Inilah tanda-tanda awal memudarnya daya juang.
Ikrar: Solusi Mengatasi Lelah Pikiran
Dobelli menawarkan solusi sederhana namun kuat: ikrar.
Ikrar bukan sekadar janji, melainkan komitmen tegas yang mengikat diri pada tujuan. Ia mampu menyeimbangkan kecenderungan pasif dan negatif, sekaligus membangkitkan kembali tekad yang kokoh.
Dengan ikrar, seseorang membangun benteng mental yang tidak mudah digoyahkan tantangan maupun godaan. Fondasi ini menjadikan kita lebih teguh menghadapi kesulitan dan tidak gampang menyerah.
Teladan dari Sejarah
Sejarah mencatat banyak teladan tentang kekuatan ikrar. Nabi Muhammad SAW, misalnya, berikrar tidak akan menghentikan dakwah meski ditawarkan harta, tahta, maupun wanita. Bahkan beliau menegaskan, sekalipun manusia memberikan matahari dan rembulan, komitmen itu tidak akan pernah goyah.
Kisah ini mengajarkan bahwa ikrar bukan sekadar kata-kata, melainkan energi yang mengubah niat menjadi tindakan berkesinambungan.
Menjaga Semangat Hidup
Dengan ikrar, kita dapat membebaskan diri dari beban kelelahan mental dan melangkah lebih pasti menuju tujuan. Niat yang mulia akan menjaga kita tetap kuat, sementara membiarkan kondisi sekitar mengacaukan kejernihan berpikir hanya akan mempercepat rasa lelah.
Karena itu, jadikan realitas sebagai jembatan, bukan penghalang. Dengan begitu, pikiran tetap segar dan jiwa tetap bugar dalam beramal.
Mas Imam Nawawi