Termacet se- Indonesia, Pakar ITB: Bandung tak Punya Alternatif Transportasi Umum jadi Macet Parah

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pengamat transportasi ITB Sony Sulaksono Wibowo mengungkapkan status Kota Bandung dikategorikan sebagai kota termacet se Indonesia berdasarkan tomtom Traffic index merupakan hal yang wajar. Sebab, Kota Bandung tidak memiliki pilihan alternatif untuk transportasi umum.

Sony mengatakan, Kota Bandung lebih macet dibandingkan Jakarta terjadi sejak tahun 2019 lalu. Padahal, kualitas kemacetan di Jakarta lebih parah.

"Saya melihat karena Jakarta punya alternatif (transportasi) bisa lari ke angkutan umum. Warga Bandung tidak punya alternatif kemacetan angkutan umum," ujar Sony saat dihubungi, Selasa (8/7/2025).

Ia menyebut Pemkot Bandung seharusnya memberikan alternatif transportasi umum kepada masyarakat seperti jalur sepeda atau jalur berjalan kaki yang nyaman. Serta transportasi atau angkutan umum yang terintegrasi. "Tidak ada alternatif, warga Bandung terjebak kemacetan pasrah," kata dia.

Selain itu, Sony pun menyoroti Jakarta memiliki perencanaan dalam pembangunan transportasi umum. Sony menyebut siapapun gubernur yang memimpin konsisten melaksanakan perencanaan tersebut.

Kondisi tersebut, kata Sony, berbanding terbalik dengan Kota Bandung yang tidak memiliki perencanaan di tiap kepemimpinan wali kota. Ia menilai para pemimpinan pemerintahan tidak memiliki komitmen jelas mengembangkan transportasi umum. "Mereka tidak punya komitmen jelas pengembangan transportasi umum," kata dia.

Ia mencontohkan terdapat 36 trayek angkutan kota (angkot) di Kota Bandung yang sejak tahun 1980-an hingga saat ini tidak pernah diubah. Beberapa kali, ia menyebut Pemkot Bandung sempat mau mengubah tapi didemo oleh sopir dan gagal. "Rutenya dominan pusat dan selatan, di timur tidak ada padahal besar (warga) di timur," katanya.

Ia menyebut di timur Kota Bandung hanya terdapat beberapa trayek. Di awal kepemimpinan M Farhan dan Dedi Mulyadi, Sony mengaku memiliki harapan terkait transportasi umum. Akan tetapi, melihat perkembangan harapan tersebut menjadi pesimis hanya menjadi sebuah wacana. "Harapannya ada cuma makin ke sini harapan tinggal wacana. Awalnya saya cukup optimis tunggu akhir tahun kalau tidak ada cuma wacana," kata dia.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |