Forum TechConnect+ 2025 yang digelar China Mobile International (CMI) Indonesia di Jakarta, Rabu (17/12/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Transformasi digital menuju Indonesia Emas 2045 menghadapi tantangan serius berupa meningkatnya ancaman siber dan lemahnya kepercayaan digital. Isu ini dinilai krusial karena infrastruktur digital kini menjadi tulang punggung ekonomi, layanan publik, dan sistem nasional.
Tantangan tersebut mengemuka dalam forum TechConnect+ 2025 yang digelar China Mobile International (CMI) Indonesia di Jakarta, Rabu (18/12/2025). Forum ini mempertemukan regulator, pakar keamanan siber, dan pelaku industri untuk membahas arah kebijakan ekosistem digital nasional.
Dalam forum tersebut, CMI menegaskan pergeseran peran dari sekadar penyedia konektivitas menjadi penyedia infrastruktur digital yang berfokus pada ketahanan siber dan adopsi kecerdasan buatan. Pergeseran ini dipandang sebagai respons atas meningkatnya risiko serangan siber lintas sektor.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Solehan menekankan bahwa transformasi Industri 4.0 tidak dapat berjalan tanpa infrastruktur digital yang tangguh. Ketahanan sistem dinilai sama pentingnya dengan percepatan adopsi teknologi.
Diskusi panel bertajuk "IoT Connectivity Transformation & Digital Protection for a Trusted Digital Ecosystem" menyoroti lemahnya fondasi kepercayaan digital di tengah akselerasi transformasi. Ancaman siber global dinilai berpotensi mengganggu kedaulatan data dan stabilitas ekonomi digital nasional.
“Saat Indonesia berpacu menuju 2045, kecepatan semata tidaklah cukup tanpa keamanan. Kita sedang menyaksikan pergeseran paradigma di mana ‘Kepercayaan Digital’ (Digital Trust) adalah mata uang baru. CMI berkomitmen menjadi tulang punggung yang tidak hanya menghubungkan Indonesia ke dunia, tetapi juga menjaga kedaulatannya,” kata Solehan dalam siaran pers, Jumat (19/12/2025).
Panel kedua membahas Transformasi Sistem Kesehatan Melalui Solusi AI Cerdas sebagai contoh sektor kritikal yang bergantung pada infrastruktur digital aman. Pemanfaatan AI dinilai tidak akan efektif tanpa perlindungan data dan sistem yang resilien.
Diskusi menyoroti perlunya integrasi kebijakan teknologi, keamanan data, dan layanan publik. Infrastruktur digital menjadi prasyarat pemerataan layanan kesehatan hingga wilayah terpencil.
Business Manager CMI Indonesia Asep Nasrullah menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan tersebut. “Untuk berkembang di era digital, pemerintah, sektor swasta, dan penyedia infrastruktur harus bergerak sebagai satu kesatuan ekosistem. CMI hadir di sini untuk memfasilitasi persatuan tersebut,” ujar Asep.
Forum ini menegaskan bahwa keberhasilan transformasi digital Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kecepatan adopsi teknologi. Ketahanan siber dan kepercayaan publik menjadi faktor penentu keberlanjutan ekosistem digital nasional.

2 hours ago
1














































