Transformasi Rumah Jadi Lebih Sehat dan Hemat? Pelajari Tipsnya di Sini

7 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesadaran akan pentingnya menciptakan hunian yang tak hanya nyaman namun juga sehat dan ramah lingkungan semakin mengakar di kalangan keluarga urban. Co-Founder komunitas ibu2ID, Poetri Andayani, menyampaikan terkait persoalan pengelolaan sampah rumah tangga.

Menurutnya, masalah ini kerap menjadi beban tersembunyi yang tak kasat mata bagi banyak ibu. Pola konsumsi harian masyarakat modern, terutama ketergantungan pada barang sekali pakai, sering kali menyulitkan upaya untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih lestari.

"Kadang kita sadar itu menghasilkan sampah, tapi tetap dilakukan karena tidak ada pilihan lain. Kalau beli yang gede banget, kadang enggak habis. Kalau beli yang kecil, sampahnya banyak. Jadi serba salah,” ujar Poetri dalam diskusi publik bertajuk “Healthy Home, Happy Family” yang diselenggarakan di Urban Forest Jakarta, Sabtu (19/7/2025).

Poetri menggambarkan dilema yang dihadapi banyak keluarga. Ia mencontohkan bagaimana ukuran kemasan produk sering kali memaksa konsumen untuk memilih opsi yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak sampah, meskipun mereka ingin berbuat lebih baik.

Namun, Poetri menekankan bahwa perubahan ke arah gaya hidup berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil. Langkah awal yang paling efektif adalah membiasakan diri dengan penggunaan barang yang dapat dipakai ulang atau reusable. Contoh sederhana seperti membawa tumbler untuk minuman atau menggunakan tas belanja kain merupakan kebiasaan kecil yang bila dilakukan secara konsisten di rumah, akan membawa dampak besar.

Menurutnya, keberlanjutan harus dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan secara kontinu. Konsistensi menjadi kunci utama dalam mengubah kebiasaan lama yang kurang ramah lingkungan menjadi praktik baru yang lebih bertanggung jawab.

Poetri juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif dalam keluarga. Peran ibu, yang sering kali memikul berbagai tanggung jawab mulai dari pengelolaan rumah tangga, pendidikan anak, hingga urusan sampah, perlu mendapatkan dukungan penuh dari seluruh anggota keluarga.

“Kita kan ibu-ibu yang multirole. Tapi pengelolaan lingkungan itu bukan tugas satu orang. Penting banget melibatkan anggota keluarga lain juga, terutama suami,” ujar Poetri.

Keterlibatan aktif dari setiap anggota keluarga, mulai dari anak-anak hingga suami, esensial untuk menciptakan sistem yang efektif dan berkelanjutan. Kepala Departemen Marketing Coway, Mharssally Violana, mengatakan konsep rumah sehat harus dipahami secara menyeluruh, tidak hanya sebatas kesehatan fisik penghuninya, tetapi juga mencakup kesehatan lingkungan sekitar. “Sering kali kita bicara soal kesehatan diri, tapi lupa bahwa menjaga bumi adalah bagian dari itu juga. Mulai dari kualitas air, udara, sampai pola konsumsi, semua bisa diatur dari rumah,” kata Mharssally.

Dia mendorong setiap keluarga untuk lebih bijak dalam menentukan kebutuhan rumah tangga. Pendekatan yang mengedepankan fungsionalitas dan keberlanjutan perlu diterapkan, seperti memastikan ketersediaan air minum yang layak konsumsi dan sirkulasi udara yang bersih di dalam rumah. Aspek-aspek seperti kualitas udara yang kita hirup dan air yang kita minum adalah fondasi penting dari rumah yang sehat.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |