Jakarta, CNN Indonesia --
Turki dan Arab Saudi dengan tegas menolak pemindahan atau relokasi warga Palestina yang ada di Jalur Gaza keluar dari tanah mereka sendiri.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan Riyadh dengan tegas menolak segala upaya untuk memindahkan warga Palestina secara paksa dari Jalur Gaza.
"Kami dengan tegas menolak pemindahan warga Palestina dari Gaza dalam bentuk apapun," kata Pangeran Faisal dalam konferensi pers setelah pertemuan Kelompok Kontak Gaza yang diadakan di sela-sela Forum Diplomasi Antalya di Turki, Jumat (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal mengutuk segala bentuk rencana dan usulan untuk meminta warga Gaza meninggalkan tempat tinggal mereka. Ia justru mendorong dilakukan gencatan senjata.
"Pembicaraan tentang migrasi sukarela tidak dapat diterima ketika warga Palestina kehilangan kebutuhan hidup paling dasar," tegasnya seperti dikutip dari kantor berita Turki Anadolu Agency.
Senada, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan juga menolak rencana apa pun yang bertujuan memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka dan meminta Israel untuk segera mengumumkan gencatan senjata.
"Kami menolak semua rencana yang bertujuan memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka. Kami mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, berdasarkan perbatasan tahun 1967," serunya.
Tak hanya Turki dan Saudi, sejumlah negara di Timur Tengah lain seperti Yordania dan Mesir juga telah melayangkan penolakan terhadap segala bentuk rencana relokasi warga Gaza yang kerap digaungkan Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, pernyataan Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini sempat menjadi sorotan. Dalam jumpa pers pada Rabu sebelum mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah, Prabowo menyatakan Indonesia siap menampung 1.000 warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal.
"Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut bagaimana pelaksanaannya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka," kata Prabowo.
Menurutnya, Indonesia dianggap bisa diterima oleh semua pihak yang bertikai.
"Saya kira, posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab, karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak untuk berperan, kami siap berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia," katanya sebelum bertolak dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu dini hari.
Namun, ia menegaskan rencana pemindahan warga Palestina ke Indonesia ini hanya untuk sementara, bukan relokasi permanen.
Presiden menjelaskan jika situasi di Gaza kembali stabil, para penyintas perang yang dievakuasi nantinya akan dipulangkan kembali ke Palestina.
"Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu," kata dia saat ditemui selepas menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Kota Antalya, Turki, melansir Antara.
(rds/rds)