China dilaporkan berjanji akan merilis rencana nasional baru untuk mengatasi perubahan iklim pada musim gugur tahun ini. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — China dilaporkan berjanji akan merilis rencana nasional baru untuk mengatasi perubahan iklim pada musim gugur tahun ini. Janji tersebut disampaikan pejabat China kepada Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Transisi yang Bersih, Adil, dan Kompetitif, Teresa Ribera.
China dan Uni Eropa melewatkan tenggat waktu penyerahan rencana dan target pemangkasan emisi yang ditentukan sendiri (Nationally Determined Contribution/NDC) ke PBB pada Februari lalu. NDC terbaru memuat langkah-langkah yang diambil negara atau kawasan untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga tahun 2035.
NDC akan digunakan untuk menilai kemajuan global dalam mencegah dampak terburuk perubahan iklim. Ribera mengatakan kedua belah pihak sedang mengerjakan target-target mereka menjelang Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) yang akan digelar di Brasil pada November mendatang.
"Mereka berkomitmen pada NDC yang komprehensif, yang mencakup seluruh perekonomian serta mempertimbangkan seluruh gas rumah kaca," kata Ribera setelah bertemu pejabat pemerintah China di Beijing, Selasa (15/7/2025), dilansir laman Reuters.
Ribera adalah pejabat Uni Eropa yang mengawasi kebijakan-kebijakan iklim blok tersebut. "(NDC) mereka akan disampaikan nanti, dengan pembaruan yang konkret pada musim gugur," katanya.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing aktif mengimplementasikan kerangka kerja iklim PBB dan Perjanjian Paris, dengan mempromosikan pembangunan ramah lingkungan dan rendah karbon.
Mengenai kapan NDC China akan diserahkan ke PBB, juru bicara Kementerian Luar Negeri negara itu merujuk pada pidato Presiden Xi Jinping bulan April lalu yang menyebut China akan mengumumkan target iklim terbarunya sebelum COP30, namun tidak merinci tanggalnya.
COP30 akan menjadi pertemuan penting yang mendorong perekonomian terbesar dunia untuk menetapkan target iklim yang lebih ambisius, terutama setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik AS dari Perjanjian Paris dan menahan dana bantuan untuk energi bersih.
Sejauh ini, belum banyak negara yang mengumumkan rencana iklim baru mereka. Pada bulan ini, Uni Eropa mengumumkan target iklim 2040 yang akan dinegosiasikan oleh 27 negara anggota dan Parlemen Eropa. Namun, Uni Eropa belum mengonfirmasi target iklim 2035.