Warning! IMF Ingatkan Utang Global Berpotensi Tembus 100% PDB di 2029

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Total utang dunia diperkirakan akan meningkat hingga 100% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global pada tahun 2029. Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), peningkatan utang ini disebabkan oleh negara maju dan berkembang.

Managing Director, Kristalina Georgieva menjelaskan peningkatan utang publik global tersebut dapat menyebabkan inflasi terhadap pembayaran bunga, tekanan pada biaya pinjaman, mengurangi belanja pemerintah dan kemampuan pemerintah untuk meredam guncangan.

"Salah satu korbannya adalah bantuan pembangunan dari negara-negara maju kepada negara-negara paling membutuhkan di dunia, yang terus menurun secara menyedihkan," ujar Georgieva dalam Annual Meeting World Bank Group International Monetary Fund di Washington DC, dikutip Kamis (9/10/2025).

Dengan meningkatnya utang global, Georgieva menilai negara-negara berpenghasilan rendah penerima bantuan nantinya perlu untuk menetapkan target pajak terhadap PDB minimum sebesar 15%.

Maka dari itu, konsolidasi fiskal diperlukan di negara-negara maju maupun berkembang.

"Konsolidasi memang sulit seperti yang ditunjukkan oleh banyak episode kerusuhan sosial baru-baru ini. Namun, jika direncanakan, dikomunikasikan, dan diimplementasikan dengan baik, pengurangan defisit yang signifikan dapat tercapai terutama jika dibantu oleh pertumbuhan jangka menengah yang lebih tinggi," ujarnya.

Berdasarkan data dari Bank of International Settlements pada kuartal I-2025, total utang non-rumah tangga dunia tercatat mencapai US$150 triliun atau sekitar Rp2.479 kuadriliun (asumsi kurs: Rp16.530/US$1). Angka ini naik hampir 6% dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang senilai US$140 triliun.

Kenaikan utang ini terjadi di saat Produk Domestik Bruto (PDB) global 2024 hanya diperkirakan sebesar US$111 triliun oleh Bank Dunia. Hal ini menciptakan adanya jurang antara besarnya jumlah utang dan kapasitas ekonomi dunia yang makin melebar.

Dari total utang tersebut, Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai penyumbang terbesar dengan beban utang mencapai US$58,8 triliun. Angka ini setara dengan 39% dari total utang global, menjadikan Negeri Paman Sam sebagai negara dengan utang terbesar di dunia.

Mayoritas utang di AS ditanggung oleh pemerintah, kemudian disusul oleh lembaga keuangan dan korporasi non-keuangan.

Di posisi kedua ada China, yang tercatat total utangnya mencapai US$26,1 triliun. Dengan porsi lebih dari 17% terhadap total utang global, Tiongkok menjadi negara berkembang dengan utang terbesar di dunia, sekaligus mencerminkan besarnya pembiayaan untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Jepang menempati posisi ketiga dengan utang US$11,1 triliun.

Negara ini memang dikenal sebagai salah satu negara dengan rasio utang terhadap PDB tertinggi di dunia, karena pembiayaan fiskal jangka panjang pascakrisis dan deflasi berkepanjangan.

Sementara itu, Prancis dan Inggris masing-masing menempati posisi keempat dan kelima, dengan utang US$6,5 triliun dan US$6,3 triliun. Disusul oleh Jerman dengan US$4,7 triliun dan Kanada sebesar US$4,3 triliun.

Melengkapi daftar 10 besar, ada Italia dengan utang US$3,8 triliun, Brasil dengan US$3,1 triliun, serta Belanda sebesar US$2,5 triliun.

Jika ditotal, hanya dari 10 negara terbesar saja sudah menyumbang lebih dari US$127 triliun, atau hampir 85% dari total utang global.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: BRICS Desak Reformasi IMF: Akhiri Dominasi Barat

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |