5 Laku Zuhud Imam Ahmad bin Hanbal

3 hours ago 1

Ilustrasi berdzikir dan berdoa sebagai upaya mengikis cinta dunia dan menguatkan zuhud.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang ahli hadits dan teologi Islam terkemuka yang lahir di Baghdad pada tahun 780 M. Dia dikenal sebagai pendiri Mazhab Hanbali, salah satu dari empat mazhab fikih utama dalam Islam Sunni.

Laku zuhud Imam Ahmad bin Hanbal adalah teladan bagi umat Islam tentang bagaimana seorang ulama besar tetap berpegang teguh pada kesederhanaan, meskipun memiliki pengetahuan dan kedudukan yang tinggi di mata masyarakat.

Zuhudnya tidak hanya tampak dari penampilan luar, tetapi juga dari sikap batinnya yang tidak bergantung pada kenikmatan duniawi. Prinsip ini membimbingnya sepanjang hidup, dari masa menuntut ilmu hingga menjadi rujukan utama bagi para ulama.

Pada masa mudanya, Imam Ahmad dikenal sebagai lelaki yang sangat gigih dalam mencari ilmu, meskipun hidup dalam kondisi yang sederhana. Alim yang hidup sangat sederhana ini berasal dari keluarga yang tidak kaya raya dan sempat bekerja sebagai tukang pos untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ayahnya meninggal saat si anak masih kecil. Kemudian dibesarkan oleh sang ibu. Latar belakang ini tidak menghalangi beliau untuk menempuh perjalanan jauh ke berbagai kota, seperti Makkah, Madinah, dan Yaman, demi mendalami hadis dan fikih.

1. Jauh dari kemewahan 

Kehidupan sehari-hari Imam Ahmad sangatlah sederhana dan jauh dari kemewahan. Sang imam terkenal dengan pakaiannya yang sederhana, bahkan dikisahkan bahwa beliau menjahit sendiri pecinya.

Kesederhanaan ini menunjukkan bahwa dirinya tidak berfokus pada penampilan fisik, melainkan pada kebersihan hati dan ketakwaan. Beliau mencontohkan zuhud lahiriah, yaitu menghindari berlebih-lebihan dalam hal pakaian dan makanan, sebagai pengantar ketaatan kepada Allah.

2. Tak pernah komplain makanan yang dihidangkan

Pola makan Imam Ahmad juga mencerminkan kezuhudannya. Imam Ahmad tidak pernah mengeluh atas hidangan yang disajikan, bahkan saat hanya ada sedikit makanan.

Ada kisah yang menceritakan tentang tetangga beliau yang membawakan makanan dan terkejut melihat betapa sederhananya hidangan di rumah beliau. Hal ini mengilustrasikan sikap beliau yang selalu bersyukur atas setiap rezeki, tidak peduli seberapa sedikitnya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |