502 Gapoktan Siap Salurkan Pupuk Subsidi, Pemerintah Sederhanakan Prosedur

7 hours ago 1

Petani menabur pupuk urea ke arah tanaman padi miliknya di area pertanian Desa Serut, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (18/5/2025). Alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah pertanian di Jawa Timur tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, yakni dari 1,9 juta ton menjadi 1,8 juta ton, imbas serapan tahun 2024 yang tidak mencapai 100 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Kelompok Penyelenggaraan Penyuluhan Kementerian Pertanian, Acep Hariri, menyampaikan bahwa Menteri Pertanian telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025 sebagai aturan turunan dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi. Regulasi ini menyederhanakan proses penyaluran pupuk bersubsidi dengan memangkas sekitar 145 aturan sebelumnya.

"Ini langkah konkret pemerintah memangkas birokrasi dan mempercepat distribusi pupuk ke petani," ujar Acep dalam forum diskusi kelompok (focus group discussion/FGD) bertajuk “Tantangan dan Peluang Kebijakan Subsidi Pupuk pada Sektor Pertanian Pascaterbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2025” di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/6/2025).

Rantai distribusi pupuk kini hanya melibatkan PT Pupuk Indonesia, pelaku usaha distribusi, dan titik serah di tingkat bawah. Titik serah ini mencakup gabungan kelompok tani (gapoktan), kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), pengecer, dan koperasi guna mempermudah akses petani.

"Dengan sistem ini, kita ingin memastikan pupuk sampai ke petani tanpa ribet seperti dulu," ucap Acep.

Acep menjelaskan bahwa gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani mulai disiapkan menjadi titik serah pupuk bersubsidi. Meski keuntungan yang diperoleh relatif kecil, Acep menilai peran gapoktan sangat strategis dalam membantu petani.

"Gapoktan siap mendukung penyaluran ini agar petani mudah mendapat pupuk yang selama ini menjadi tantangan," lanjutnya.

Saat ini tercatat sebanyak 64 ribu gapoktan, dan 502 di antaranya telah disetujui sebagai penyalur. Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah penyalur secara signifikan.

"Kita akan dorong jumlahnya tembus ribuan agar semakin merata distribusinya," ujar Acep.

Minat gapoktan meningkat setelah dilakukan edukasi dan kunjungan lapangan oleh penyuluh pertanian. Acep mencontohkan wilayah Madiun dan Pamekasan yang semula tidak ada satu pun gapoktan yang siap, kini puluhan gapoktan telah menyatakan minat.

"Setelah kita temui dan beri pemahaman, mereka ternyata siap dan antusias," katanya.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |