BGN Wajibkan Dua Chef Bersertifikat di Dapur Program Makan Bergizi Gratis

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat verifikasi dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan aturan baru. Mulai September 2025, setiap yayasan mitra penyelenggara diwajibkan menempatkan dua chef bersertifikat guna memastikan standar pengolahan makanan benar-benar terjaga.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, mengatakan kewajiban dua chef tersebut dimaksudkan agar ada kontrol ganda antara pihak yayasan dan BGN. “Semua chef di dapur harus bersertifikat. Yayasan wajib menyediakan chef pendamping. Jadi bukan hanya dari BGN, karena yayasan sudah menerima manfaat dari sewa lahan dan bangunan, maka harus ikut bertanggung jawab dengan menyediakan chef,” ujar Nanik saat jumpa pers di Cibubur, Kamis (25/9/2025).

Kebijakan ini muncul setelah ditemukan sejumlah pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) memasak yang berujung pada kasus keracunan di beberapa daerah, termasuk Bandung Barat. Salah satunya, makanan yang seharusnya disantap maksimal enam jam setelah dimasak justru disajikan melewati batas waktu.

“Kalau chef bersertifikat, dia paham hal ini. Tidak akan berani melanggar karena sudah tahu risikonya,” kata Nanik.

Ia menjelaskan, sertifikasi chef dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti asosiasi chef maupun lembaga pangan yang diakui. Chef hotel dan restoran umumnya sudah memiliki sertifikat, sedangkan yang belum wajib mengikuti pendidikan singkat dan ujian.

Selain itu, BGN menyiapkan inspeksi langsung ke dapur mitra untuk memastikan standar higienitas terpenuhi, mulai dari penggunaan lantai epoxy, meja stainless, ruang pengepakan ber-AC, hingga freezer berkapasitas besar.

“Jika ditemukan pelanggaran, dapur akan langsung ditutup. Kami tegas dalam hal ini, tidak main-main,” tegasnya.

BGN juga akan menjatuhkan sanksi tegas terhadap yayasan yang melanggar, mulai dari penutupan sementara hingga pidana bila terbukti ada unsur kesengajaan. “Jika teridentifikasi ada unsur pidana, misalnya dari hasil uji sampel makanan, kami akan pidanakan. Program ini demi menciptakan generasi sehat, tidak boleh diberikan makanan yang membahayakan,” kata Nanik.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |