Bersejarah! Penyakit Huntington Berhasil Diobati untuk Pertama Kalinya di Inggris

4 hours ago 1

Kesehatan otak (ilustrasi). Penyakit Huntington adalah kelainan genetik progresif yang menyebabkan kerusakan sel saraf otak, mengakibatkan gerakan tak terkendali (korea), gangguan kognitif, perubahan perilaku, dan masalah emosional

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para ilmuwan telah berhasil mengobati penyakit neurodegeneratif bawaan Huntington untuk pertama kalinya, yang mana penyakit tersebut melambat 75 persen pada pasien, temuan tersebut diungkapkan pada Rabu (24/9/2025).

University College London (UCL) di Inggris menyebutkan penyakit Huntington, yang dikenal sebagai salah satu penyakit paling mematikan, telah berhasil diobati untuk pertama kalinya. Direktur Pusat Penyakit Huntington UCL, Sarah Tabrizi, mendeskripsikan hasilnya sebagai "spektakuler," karena data menunjukkan penyakit tersebut diperlambat hingga 75 persen pada pasien.

Perawatan baru tersebut merupakan jenis terapi gen yang diberikan selama 12 hingga 18 jam operasi otak yang rumit. Bagi Tabrizi, hasilnya berarti memberikan pasien "kualitas hidup yang baik" selama beberapa dekade.

Dia mengatakan bahwa mereka "tidak pernah sekalipun membayangkan" akan mengalami perlambatan perkembangan klinis sebesar 75 persen.

Sementara itu, Ed Wild, peneliti utama di lokasi uji coba Pusat Penyakit Huntington UCL, mengatakan hasil tersebut "mengubah segalanya."

"Hasil uji coba muncul dalam bentuk angka dan grafik, tetapi di balik setiap titik data terdapat seorang pasien luar biasa yang secara sukarela menjalani bedah saraf besar untuk diobati dengan terapi gen pertama yang pernah kami uji pada penyakit Huntington," ujarnya.

"Itu adalah tindakan keberanian yang luar biasa demi kebaikan umat manusia," tutur dia menambahkan

Penyakit tersebut, yang menyebabkan sel-sel saraf otak membusuk seiring waktu, memengaruhi gerakan, kemampuan berpikir, dan kesehatan mental seseorang.

Penyakit tersebut sering diturunkan melalui gen yang berubah dari orang tua, meskipun hal itu jarang terjadi. Gejalanya dapat berkembang kapan saja, tetapi seringkali dimulai ketika seseorang berusia 30 tahun hingga 40 tahunan.

sumber : Anadolu/Antara

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |