Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan paparannya saat peluncuran Green Zakat Framework di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Rabu (27/8/2025). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan Green Zakat Framework yang akan dijadikan acuan strategis pemerintah dalam mengintegrasikan pengelolaan zakat dengan upaya perlindungan lingkungan dan ketahanan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperluas penetrasi layanan keuangan syariah ke lingkungan pesantren melalui program agen laku pandai BSI Agen. Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkuat ekosistem pesantren sebagai pusat ekonomi umat sekaligus memperluas akses perbankan syariah hingga ke level akar rumput.
Upaya itu semakin relevan menyusul musibah runtuhnya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan sejumlah korban. BSI bergerak cepat menyalurkan bantuan logistik, mendirikan dapur umum, dan memberikan dukungan sosial senilai Rp 100 juta untuk membantu proses evakuasi serta pemulihan di kawasan pesantren.
“Pesantren adalah bagian dari Islamic ecosystem yang dikembangkan BSI. Pengembangan dan pemberdayaan ekosistem pesantren tak hanya dilakukan melalui jalur bisnis tapi juga jalur sosial,” ujar Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Melalui BSI Agen, santri dan masyarakat sekitar kini dapat mengakses layanan perbankan tanpa harus datang ke kantor cabang. Layanan ini mencakup pembayaran institusi, pengelolaan kas melalui cash management BEWIZE, hingga transaksi keuangan sehari-hari yang memudahkan aktivitas keuangan di lingkungan pesantren.
Sedikitnya 2.300 lembaga pendidikan, termasuk 600 pesantren, telah memanfaatkan layanan digital BSI. Kehadiran agen laku menjadi sarana peningkatan literasi keuangan sekaligus mendorong kemandirian ekonomi pesantren sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.
Peran sosial BSI di pesantren juga diwujudkan melalui berbagai program pemberdayaan, seperti pelatihan wirausaha santri, pembiayaan UMKM, hingga dukungan beasiswa. Bantuan kemanusiaan yang diberikan ke Pesantren Al Khoziny menjadi bukti bahwa peran BSI tidak berhenti pada penyediaan layanan finansial, tetapi juga pada tanggung jawab sosial.
Saat ini, BSI telah bermitra dengan lebih dari 12 ribu pesantren di seluruh Indonesia dengan total dana kelolaan hampir Rp 2 triliun atau tumbuh 19,69 persen secara tahunan. BSI menegaskan pesantren sebagai simpul penting dalam penguatan ekonomi umat dan pengembangan keuangan syariah yang inklusif.