Oleh: Dede Ananta K Perangin-angin, Martien Roos Nagara-Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada 23 - 25 Juni 2025, tim peneliti yang digawangi Dede Ananta K Perangin-angin sebagai ketua peneliti, Martien Roos Nagara sebagai anggota dan salah satu mahasiswa ISBI Bandung melakukan workshop dan pendampingan pada pelatihan pembuatan batik dengan teknik malam dingin di Islamic Fashion Institute (IFI) Bandung.
Kegiatan ini mendapatkan dana hibah dari LPPM ISBI Bandung tahun anggaran 2025 untuk skema Pengabdian Kepada Masyarakat.
Pelatihan pembuatan motif batik dengan teknik malam dingin ini menjadi langkah strategis dalam melestarikan warisan budaya Indonesia serta mendukung industri fashion modest yang sedang berkembang pesat.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini, bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis yang inovatif, mengatasi keterbatasan teknik batik tradisional yang rumit dan berisiko.
Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendekatan design thinking, peserta diajak memahami kebutuhan pasar modest fashion yang menekankan kesopanan, kenyamanan, dan nilai estetis.
Ini memberikan pengalaman secara langsung dalam membatik menggunakan teknik malam dingin dengan bahan ramah lingkungan tanpa pemanasan serta dapat menghasilkan motif unik untuk produk seperti tunik, hijab, dan outerwear.
Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kreativitas peserta, juga memperkuat identitas budaya dalam tren global halal fashion.
Proses pelatihan dirancang secara partisipatif, mulai dari sosialisasi hingga evaluasi, untuk memastikan 20 peserta mahasiswa/i IFI dapat mengaplikasikan motif batik malam dingin pada desain produk fashion modest.
Melalui tahapan seperti empathize dan ideate, peserta belajar menggunakan alat sederhana seperti botol corong dan kuas, menghasilkan motif yang cepat diproduksi dan sesuai dengan prinsip syariah.
Hasilnya, kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman peserta tentang integrasi elemen tradisional dengan desain modern, seperti penggabungan motif batik dengan warna pastel atau terang yang memberikan kesan feminin.
Tujuan utama kegiatan ini adalah mengatasi rumusan masalah seperti keterbatasan keterampilan teknis, sehingga peserta dapat mengeksplorasi peluang ekonomi, termasuk pembentukan usaha kecil berbasis batik berkelanjutan.
Luaran dari pelatihan ini mencakup hak kekayaan intelektual (HKI), artikel prosiding, book chapter, dan video kegiatan, yang semuanya mendukung penyebaran pengetahuan ke masyarakat luas.
Secara khusus, teknik malam dingin dipromosikan sebagai alternatif ramah lingkungan yang mendukung ekonomi sirkular di sektor fashion, dengan proyeksi nilai pasar modest fashion Indonesia mencapai miliaran dolar.
Kegiatan ini juga menekankan keberlanjutan melalui integrasi modul pelatihan ke kurikulum IFI, pembentukan komunitas mandiri, dan kolaborasi dengan pelaku industri.
Dengan demikian, pengabdian masyarakat ini tidak hanya melestarikan batik sebagai warisan UNESCO, juga diharapkan dapat membuka peluang wirausaha bagi generasi muda, khususnya perempuan, dalam industri kreatif yang inklusif.
Menurut Dede Ananta dan tim secara keseluruhan, kegiatan ini mencerminkan komitmen untuk menggabungkan tradisi dan inovasi, dengan harapan menciptakan dampak jangka panjang seperti peningkatan pendapatan peserta dan penguatan posisi Indonesia sebagai kiblat fashion Muslim dunia.
Saran untuk ke depannya, memperluas pelatihan ke komunitas lain di luar IFI, guna memperkaya keberagaman motif batik dan mendukung UMKM lokal.
Inisiatif semacam ini patut didukung pemerintah dan masyarakat, karena mampu menjembatani nilai budaya dengan tuntutan pasar modern, akhirnya berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di bidang kriya tekstil.