Harga Emas Melejit 3,38% Sepekan, Investor Pesta Pora

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali ditutup happy ending pada perdagangan akhir pekan dengan kembali ke level US$4.000 per troy ons, usai sebelum sempat jatuh ke level US$3.900 per troy ons. Emas kembali melonjak setelah peringatan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China.

Pada penutupan perdagangan Jumat (10/10/2025), harga emas dunia naik 1,06% di level US$4.017,34 per troy ons. Sementara dalam sepekan, harga emas berhasil melonjak 3,38%.

Harga emas kembali melonjak di atas level US$4.000 per troy ons pada perdagangan Jumat, mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut, setelah peringatan Presiden AS Donald Trump tentang kemungkinan tarif baru terhadap China mempercepat perpindahan aset ke aset safe haven.

Emas batangan non-imbal hasil, yang mencapai rekor tertinggi US$4.059,05 pada hari Rabu kemarin, secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian yang lebih luas.

Risiko geopolitik, bersama dengan pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), ekspektasi penurunan suku bunga AS, dan ketidakpastian ekonomi akibat tarif, semuanya berkontribusi pada reli emas.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu di Korea Selatan sesuai rencana. AS sedang memperhitungkan kenaikan tarif yang sangat besar atas impor China, ujarnya dalam sebuah unggahan di Truth Social.

Unggahan Trump telah menyebabkan saham anjlok satu persen dalam hitungan menit dan emas melonjak kembali di atas US$4.000, menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen. "Memanasnya perang dagang lagi akan melemahkan dolar dan baik untuk aset safe haven."

Pasar juga memantau dengan cermat risiko terkait potensi keruntuhan pemerintahan Prancis dan penutupan pemerintah yang sedang berlangsung di AS.

Selain itu, investor mengantisipasi The Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin masing-masing pada bulan Oktober dan Desember.

"Secara keseluruhan, terdapat risiko penurunan harga jangka pendek mengingat betapa cepatnya harga emas naik dalam beberapa minggu terakhir. Namun, selama beberapa tahun ke depan, harga emas kemungkinan akan terus menguat," ujar Hamad Hussain, ekonom iklim dan komoditas di Capital Economics.

Menambah reli emas, dolar AS (DXY) melemah 0,6%, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Perak juga diuntungkan oleh faktor-faktor yang sama yang mendorong reli emas, di samping kekhawatiran tentang defisit pasokan dan meningkatnya permintaan logam mulia.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |