Indo Premier: Saham Rokok, Emas, dan Perbankan Syariah Menarik Dikoleksi

2 hours ago 3

Layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepastian tarif cukai hasil tembakau (CHT) 2026 tidak naik menjadi salah satu katalis utama pasar saham. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai keputusan ini memberi angin segar bagi emiten rokok sekaligus menambah keyakinan investor.

“Sektor rokok mulai kembali menarik semenjak sentimen terkait cukai. Value di harga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) saat ini memberikan bantalan yield dividend yang cukup menarik,” jelas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, Senin (29/9/2025).

IPOT merekomendasikan buy on breakout HMSP di level 900 dengan target 1.000 atau potensi kenaikan sekitar 11,11 persen. Menurut David, secara teknikal harga HMSP mulai bergerak uptrend dan berpeluang breakout dalam jangka pendek.

Selain HMSP, IPOT juga merekomendasikan buy ANTM di level 3.210 dengan target 3.470. Sentimen kenaikan harga emas global yang menembus rekor menjadi penopang emiten tambang emas dan nikel tersebut.

Untuk sektor perbankan syariah, IPOT menyarankan buy on pullback BTPS di rentang 1.350–1.370 dengan target 1.490. Secara fundamental, kinerja delapan bulan 2025 masih solid, sementara secara teknikal saham ini bergerak sideways di area demand.

IHSG pekan lalu ditutup di level 8.099 atau naik 0,60 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Indeks sempat mencetak rekor baru di level 8.168 pada 24 September 2025, meski investor asing mencatat outflow Rp 1 triliun di pasar reguler.

Dari global, pasar terbantu ekspektasi pemangkasan bunga The Fed yang mendorong arus dana ke emerging markets. Lonjakan harga emas spot hingga 3.759 dolar AS per troy ounce, rekor tertinggi sepanjang sejarah, juga menopang IHSG.

IPOT juga menawarkan diversifikasi lewat Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC). Produk Power Fund Series (PFS) ini memberikan akses ke saham-saham konsumer dengan potensi imbal hasil 5–10 persen di atas IHSG.

“Investor sebaiknya melakukan akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumer, dan komoditas ekspor. Sedangkan trader dapat memanfaatkan potensi bullish jangka pendek dengan mengoleksi saham yang uptrend,” kata David.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |