Israel Panik, Terancam Didepak UEFA

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) dilaporkan tengah dalam kepanikan menyusul rencana Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) memvoting sanksi untuk negara tersebut. Sanksi itu didorong Qatar yang merupakan salah satu pendonor terbesar UEFA.

Badan pengatur sepak bola di Eropa berada di bawah tekanan kuat untuk mengadakan pemungutan suara pekan ini untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel sehubungan genosida di Gaza. Media Israel melaporkan, para pejabat Israel berusaha keras untuk mencegah hal ini.

Israel Hayom dan Channel 12 melaporkan bahwa Qatar, salah satu donor terbesar bagi UEFA, mendorong diadakannya pemungutan suara tersebut selepas serangan Israel ke Doha dua pekan lalu. Mosi tersebut diperkirakan akan mulus jika dilakukan pemungutan suara karena hanya dua atau tiga dari 20 negara yang memberikan suara dengan tegas menentang pemboikotan Israel.

IFA dilaporkan tengah bekerja sepanjang waktu dan merekrut sekutu dan teman-teman Israel di dunia olahraga dan diplomatik untuk berupaya mencegah pemungutan suara tersebut, harian Israel Hayom melaporkan, mengutip seorang pejabat senior IFA yang tidak disebutkan namanya. 

“Kami sedang mengupayakannya di semua lini.” Laporan tersebut menambahkan bahwa para pejabat di Yerusalem yakin negara-negara sahabat seperti Jerman dan Hongaria akan berjuang agar pemungutan suara tidak diadakan.

Sepak bola adalah olahraga paling populer di Israel, dan pengecualian dari kompetisi Eropa akan menimbulkan “pukulan mematikan bagi sepak bola Israel”. Larangan di ajang sepak bola diyakini akan diikuti oleh keputusan serupa di olahraga lain, menurut Shlomi Barzel, kepala komunikasi IFA. 

"Saya terkejut kami masih menjadi bagian dari turnamen internasional. Dalam banyak aspek, ini adalah sebuah keajaiban," kata Barzel kepada Globes dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat. "Secara historis, banyak negara yang terkena skorsing FIFA dengan pelanggaran yang jauh lebih ringan dari Israel." 

“Perkiraan saya adalah kami akan menyelesaikan pertandingan tim nasional saat ini, tapi jika ada satu lagi insiden yang menyusahkan di Gaza, dan semuanya bisa berakhir dalam sekejap,” katanya. Ia mengakui bahwa jika “pemungutan suara bebas” diadakan saat ini di UEFA atau FIFA, badan pengatur sepak bola global, “Israel tidak akan bisa bertahan.”

Reaksi global terhadap Israel atas korban kemanusiaan dalam perang di Gaza telah menyebar ke arena olahraga dan budaya. Kritik terhadap Israel mengatakan bahwa negara tersebut harus diboikot dari acara-acara internasional seperti yang dilakukan terhadap Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022. 

Seruan tersebut kencang menggema di kancah sepak bola internasional, dengan beberapa kelompok dan tim secara terbuka melakukan protes karena harus menghadapi lawan dari Israel. UEFA belakangan sempat memasang spanduk raksasa bertuliskan “Hentikan pembunuhan anak-anak – berhenti bunuh warga sipil” pada awal final Piala Super bulan lalu, melanggar peraturan mereka sendiri yang melarang pesan-pesan politik, ideologi, dan agama ditampilkan di stadion sebelum, selama, atau setelah pertandingan.

Read Entire Article
Perekonomian | Teknologi | Alam | Otomotif | Edukasi | Lifestyle |