Jakarta, CNN Indonesia --
Negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Rusia, menyampaikan kekhawatiran dia terkait hubungan Amerika Serikat dan Venezuela yang kian panas.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan Venezuela punya alasan meyakini bahwa AS bakal bertindak lebih jauh dengan melibatkan Angkatan Laut usai melontarkan ancaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak Agustus tahun ini, Washington mengumpulkan pasukan militer yang signifikan di Karibia selatan. Apa ini? Persiapan untuk invasi atau sekedar penempatan ulang dan latihan militer rutin?" kata Nebenzia saat rapat bersama anggota DK PBB lain pada Jumat (10/10), dikutip TASS.
Dia lalu berujar, "Yang terakhir mungkin masuk akal jika kita tak bicara soal negara merdeka yang pergantian rezimnya telah berulang kali dan secara terbuka dinyatakan perwakilan AS sebagai salah satu tujuan kebijakan mereka."
Nebenzia mengatakan Rusia memantau aksi terang-terangan AS berupa politik, militer, dan psikologi terhadap pemerintahan Venezuela.
"Dengan tujuan tunggal menggulingkan rezim yang tak diinginkan Amerika Serikat," ucap dia.
Upaya tersebut, kata Dubes Rusia ini, mencakup revolusi warna dan perang hibrida yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Menurut dia, AS juga sengaja meningkatkan ketegangan sehingga memicu suasana permusuhan dan mengabaikan seruan pemerintahan Nicolas Maduro yang ingin memerangi perdagangan narkoba.
"Tindakan semacam itu semakin dekat membawa agresi bersenjata langsung," ujar Nebenzya, dikutip TASS.
Dia juga mengecam AS usai menembak kapal di lepas pantai Venezuela. Ia menyebut aksi itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
"Kapal-kapal yang ditumpangi sipil ditembaki begitu saja di laut lepas tanpa pengadilan atau penyelidikan," imbuh Nebenzia, dikutip Reuters.
Sementara itu, Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca mengatakan tindakan AS menembaki kapal meningkatkan ketegangan di kawasan dan menuai kritik tajam dari Caracas.
Dia mengatakan upaya melawan perdagangan narkoba harus dilakukan sesuai hukum internasional termasuk PBB dan menghormati HAM. Jenca lantas meminta semua pihak menahan diri.
"Kami terus menekankan perlunya semua upaya untuk melawan kejahatan terorganisir dilakukan sesuai dengan hukum internasional," ucap dia, dikutip situs resmi PBB.
Dalam beberapa waktu terakhir, AS tercatat melakukan serangan hingga empat kali ke kapal-kapal di lepas pantai Venezuela.
"Dalam beberapa minggu terakhir, Angkatan Laut telah mendukung misi kami untuk menghancurkan kartel teroris," kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu.
(isa/bac)