REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pernyataan sejumlah pihak yang menyebut terjadi kelangkaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dibantah oleh para pedagang. Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri yang turun langsung ke lapangan menemukan fakta berbeda dari narasi yang berkembang di publik.
Investigasi satgas pangan yang dilakukan Rabu (4/6/2025) yang dipimpin Brigjen Pol. Djoko Prihadi dan Brigjen Pol. Kurniawan Affandi mengungkap bahwa pasokan beras di PIBC dalam kondisi normal dan mencukupi. Menurut Satgas Pangan, klaim yang disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengenai kelangkaan beras medium di Cipinang tidak sesuai dengan fakta lapangan dan berpotensi menyesatkan persepsi publik.
Sebelumnya, Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid sempat menyarankan agar pemerintah segera menyalurkan kembali stok beras impor yang masih tersimpan di gudang Bulog sebanyak 1,3 juta ton.
“Kami sungguh sangat berharap sama pemerintah, di dalam posisi kita yang lagi bagus seperti ini, penyerapan Bulog banyak. Alangkah baiknya Bapak itu mempunyai inisiatif untuk mengeluarkan beras impor yang sudah cukup lama di gudang,” kata Zulkifli.
Namun, Satgas menemukan bahwa tidak ada kendala distribusi beras dan stok berada dalam kondisi aman.
Beberapa hal temuan awal Satgas Pangan saat melakukan investigasi ini adalah:
- Data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid. Angka tersebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stock opname tanggal 28 Mei (46.551 ton).
- Data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC
- Stok 46.551 ton yang dilaporkan tidak dihasilkan dari pengamatan aktual di lapangan, melainkan berdasarkan laporan pengelola toko atau data kiriman. Bahkan dalam beberapa kasus, Satgas tidak bertemu langsung dengan pihak gudang.
- Pengeluaran beras yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor, dan bajaj tidak tercatat karena volumenya kecil (di bawah 500 kg).
- Tidak ada SOP resmi stock opname di lingkungan PIBC.
- Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023, dan baru dilakukan kembali pada Mei 2025 atas perintah pimpinan akibat dinamika harga di pasaran dan keluhan dari pedagang.
Selain itu, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Fakta lapangan menemukan bahwa pasokan beras pada dasarnya stabil dan kenaikan harga masih wajar.
Hasilnya menunjukkan, Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton. Sementara itu, Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton.
Ketiganya mengonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada 28 Mei. Rata-rata distribusi harian mereka berjalan normal (30–400 ton tergantung skala toko), dan kenaikan harga beras medium berkisar hanya Rp 100–400 per kilogram, masih dalam batas kewajaran.
“Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara,” kata Satgas Pangan.
Selain manipulasi data, Satgas juga mengendus adanya praktik percaloan dan monopoli yang berpotensi menekan pasar dan memengaruhi psikologis masyarakat. Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi di bawah pengelolaan PT. Food Station Tjipinang Jaya masih terus berlangsung.
Satgas Pangan menegaskan akan terus mendalami dan mengawasi pergerakan harga dan pasokan beras, serta siap mengambil langkah hukum tegas apabila ditemukan bukti manipulasi yang merugikan negara dan rakyat.