REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia dikenal sebagai tujuan studi yang ramah bagi mahasiswa internasional. Lebih dari 200 ribu mahasiswa Indonesia yang telah lulus dan ada 25 ribu yang sedang melakukan studi di negara dengan julukan kangguru tersebut.
Richard, alumni dengan disabilitas netra sejak lahir sekaligus yang merupakan mahasiswa Master of Disability Practice and Leadership sekaligus penerima penghargaan International Student of the Year 2024, menuturkan pengalamannya selama belajar di Australia.
Memiliki passion untuk mengembangkan diri di bidang inklusivitas, Australia menjadi salah satu destinasi yang tepat. Menurutnya dukungan bagi penyandang disabilitas terasa nyata dalam kehidupan sehari-hari.
“Di sini inklusi bukan hanya jargon, tapi pengalaman hidup sehari-hari yang benar-benar diperjuangkan bersama,” ujar Richard saat acara perkumpulan alumni mahasiswa Australia pada Sabtu (27/9/2025).
Ia juga menambahkan bahwa lembaga pendidikan di Australia sangat inklusif. Penyandang disabilitas mendapat dukungan penuh dan tidak dibedakan. Komunitasnya pun sangat terbuka dan suportif.
Ia berharap pengalaman tersebut dapat dibawa ke Indonesia agar tercipta masyarakat yang benar-benar inklusif.
Maria, alumni The University of Queensland mendalami pengetahuan dan praktik konservasi. “Apa yang saya pelajari di sini bisa sangat relevan untuk pengembangan konservasi di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Rafiqa yang merupakan alumni dari University of Melbourne, menilai sistem pendidikan di Australia sangat berbeda dengan di tanah air.
Ia menyebut, mahasiswa didorong lebih kritis dan dituntut memastikan apa yang dipelajari bisa berdampak pada komunitas.
“Suasananya sangat egaliter, atmosfer akademiknya juga mendukung. Ini yang membuat pengalaman studi di Australia berbeda,” jelasnya.
Pengalaman para mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Australia tidak hanya menekankan kualitas akademik.
Nilai inklusivitas, keberagaman, serta pemikiran kritis juga menjadi bagian penting yang bisa dibawa untuk membangun Indonesia di masa depan.
Menurut Duta Besar Australia di Indonesia, kini ada lebih dari 25 ribu mahasiswa yang sedang menempuh studi di Australia. Bidang bisnis diakui merupakan yang paling populer.
“Yang populer sekali pasti bisnis ya. Belajar bisnis, sains, dan sebenarnya di semua bidang ada. Di tiap fakultas pasti ada mahasiswa dari Indonesia di tingkat S3, S2, dan S1,” ujar Dubes Australia untuk Indonesia, Roderick Brazier, ketika ditanya mengenai bidang studi yang paling banyak diminati mahasiswa Indonesia di Australia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya terhadap para alumni setelah kembali ke tanah air yaitu berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia.
“Yang pertama kami harapkan mereka bisa berkontribusi kepada ekonomi dan kemakmuran Indonesia. Itu yang paling penting,” katanya, menekankan pentingnya transfer ilmu dan keterampilan dari luar negeri.
“Karena Indonesia negara berkembang dan potensi Indonesia masih besar sekali. Mudah-mudahan dengan keterampilan yang mereka dapat di Australia akan memberi kontribusi yang bermanfaat untuk Indonesia. "